Postingan

Menampilkan postingan dengan label Cerpen Inilah Koran

PEREMPUAN YANG MEMANGGUL DUKA

Gambar
Cerpen Inilah Koran, 8 Juli 2012 � oleh N. Mursidi AKU tidak mengenal perempuan itu, kecuali hanya tahu sepenggal namanya. Justine. Sebuah nama yang melankolis. Tetapi, tak pernah kusangka jika pemilik nama itu ternyata seonggok tubuh perempuan yang menyimpan duka lara, juga kabut malam. Mirip jerit parade jugun ianfu di zaman pendudukan Jepang, yang harus menerima kutukan. Lebih dari itu? Aku merasa tak pernah mengenalnya. Dia serupa hantu. Aku hanya mendengar jeritnya tapi tak pernah melihat wajahnya. Kami - aku dan dia- tidak pernah bertemu. Tak pernah berpapasan di jalan. Apalagi jalan bareng berdua atau kencan. Aku hanya tahu, dia seorang perempuan yang terluka dari serak suaranya saat pertama kali menelponku di siang bolong. Setelah satu tahun sejak dia meneleponku di siang bolong itu, yang tak pernah kuingat lagi, tiba-tiba kudengar sebuah kabar mengejutkan. Dia mencoba bunuh diri dengan menelan sepuluh pil penenang yang membuatnya terkapar, tak berdaya. Empat satpam yang berja...

RUMAH

Gambar
Cerpen Inilah Koran, 1 Juli 2012 � oleh Lena Mariana BERKELEBAT sebuah sinar tampak menyelusup lewat jendela kaca depan rumahku. Meskipun tak begitu cerah, tapi cukup untuk membuat mata silau dan memantulkan sebuah bayangan lain ketika melihatnya. Menyilaukan dan sungguh memuakkan. Tak jarang aku mengutuknya ketika hampir setiap satu menit sekali, sinar yang ternyata dimainkan oleh sekelompok anak bengal itu tertangkap oleh kedua mataku. Ketika aku toleh keluar, tidak terlihat siapapun, hanya cekikikannya saja yang kudengar. Rupanya mereka menyelinap di balik pagar besi rumah tetangga. Bersembunyi, sedari tertawa-tawa merasa puas atas ulahnya. Aku geram, tongkat yang baru saja kuambil dari dalam laci meja ini seolah ingin segera melayang jatuh di depan hidung mereka. Atau barangkali hinggap di kedua tangan-tangan jahil itu. Tapi sayang, kalah kalap. Seorang tua yang tiba-tiba muncul dari samping pagar besi rumahnya lebih dulu membentak dan mengusir mereka. Raut yang menandakan kekesal...

MENARI DI DAYUNG SENJA

Gambar
Cerpen Inilah Koran, 24 Juni 2012 � oleh Ana Marliana DEBURAN ombak yang saling berkejaran dihempas angin seolah sepasang sejoli yang sedang memadu cinta di malam pertamanya. Mereka berpadu dengan mesra. Saling berjabat, saling menyentuh, bersenda gurau, tertawa riang, bahkan seolah berbaring bersama dan masuk dalam mimpi indah bersama-sama pula. Di bibir pantai senja itu, terdampar sebuah perahu nelayan. Perahu yang ikut menari kala tubuhnya terhempas ombak. Di ujung badan perahu kayu itu berdiri seorang anak perempuan berusia 7 tahun yang ikut pula menari bersama perahu yang ditumpanginya. Seorang anak berambut ikal sebahu, dengan kaus berwarna biru langit, memakai rok kuning selutut dengan motif bunga di sekelilingnya sesekali ikut menari, terhempas angin. Tubuhnya menghadap laut yang luas, matanya menerawang, seperti sedang mencari dan membayangkan tentang keberadaan ujung laut di hadapannya kini. �Ree�,� sahut bocah lelaki dari bibir pantai. �Reee�,� merasa tak ada respons, bocah...