Postingan

Menampilkan postingan dengan label wawancara

Rio Johan: Aku Ingin Melihat Sejauh Mana Aku Bisa Terus Menulis

Gambar
Seorang pecandu gim konsol  yang menemukan jalan kepenulisannya lewat sejarah dari dunia-dunia jauh. Tatkala tulisan ini dibuat, ia berusia 26 tahun. Demi umurnya itu dan hobi menulisnya, ia disebut sebagai penulis muda. Tetapi, kiranya bukan label umum semacam itu yang tepat disematkan pada laki-laki ini-penulis muda-melainkan sesuatu yang lebih spesifik. Lantas, apa? Mari kita lihat: ia menonton film-film cult yang tak banyak diketahui orang , menghabiskan waktunya bermain gim konsol yang jarang sekali, jika tak pernah, jadi bahan inspirasi bagi seorang penulis, dan menuliskan cerita tentang komunitas penyedia layanan aksi erotis bondage-discipline-sadism-masochism di suatu belahan dunia antah-berantah. Saya menimbang-nimbang, mencari satu label spesifik itu, dan setelah ketemu langsung mengutarakannya kepada yang bersangkutan. �Kau penulis aneh,� kata saya. Balasan yang saya peroleh hanya suara tawa dan raut memaklumi, seakan-akan ia sudah sering mendapat tudingan serupa. Rabu,...

Eka Kurniawan: Aku Menunggu Buku yang Menggangguku

Gambar
Saya mewawancarai Eka Kurniawan tentang beberapa hal, termasuk novelnya yang terbaru, O.  Hasil wawancara selama kurang lebih dua jam itu kali pertama tayang di Pindai.org .  Ilustrasi: Damar N. Sosodoro Tulisan disunting oleh: Fahri Salam "SETIDAKNYA ada tiga hal,� kata laki-laki itu dengan nada santai tatkala seseorang bertanya kepadanya perihal alasan apa yang selama ini membuatnya menulis, �Pertama, untuk mencatat. Kedua, untuk membagi catatan itu kepada orang lain. Ketiga, mungkin yang terlihat sepele tapi bagiku penting, yaitu untuk bermain-main. Tanpa yang terakhir itu, semuanya akan terasa sekadar aktivitas mekanik.� Kamis, 28 April 2016, saya bertemu Eka Kurniawan di Yogyakarta. Hari itu selepas azan asar, saya sedang duduk santai di pelataran Radio Buku bersama Fairuzul Mumtaz dan Faiz Ahsoul ketika Eka muncul di hadapan kami. Ia mengenakan sepatu hitam, jin biru, dan kaus Joger biru telur asin (bertuliskan �HIDUP INI BISA JADI TAMBAH INDAH, JIKA KITA MAU & TIDAK...