Postingan

Menampilkan postingan dengan label PUISI

Aku Hanya Sedang Berandai-andai

Gambar
Aku masih senang berandai-andai. Seandainya kamu masih denganku, seandainya bukan sebagai masa lalu. Terkadang, aku ingin menjemput waktu-waktu yang sudah begitu jauh tertinggal. Kembali memelukmu seperti saat kita terlalu takut pada perpisahan. Seperti dahulu saat waktu dan jalan-jalan merentangkan jarak antara aku dan kamu. Kita percaya ada yang lebih kuat dari apa pun. Kita punya cinta yang tidak dipunya oleh siapa pun. Sebelum aku memilih percaya pada nada-nada bicara lain. Sebelum aku tergoda untuk menikmati bahagia semu yang lain. Dulu, kita selalu bisa menemukan jalan keluar dari segala masalah. Hingga aku memilih untuk memasukkan masalah� masalah ke dalam kita. Aku mendengarkan teman-temanku yang tak suka kepadamu. Aku mendengarkan omongan mereka yang tidak ingin kita bersatu. Apalah artinya cinta, jika jarak sejauh itu, apa bisa kamu dipercaya? Keyakinanku dirapuhkan oleh keraguan mereka. Bukan bermaksud menyalahkan siapa pun. Aku hanya ingin mengenang betapa bodohnya aku mem...

Ini Cara Membunuh Rindu

digelapnya jalan pulang, seseorang sedang bersedih berteduh dibalik rintik rintihan hujan. berkali ku paksa engkau keluar dari kepalaku. engkau memang pergi sebentar, lalu kembali. bagimana aku ikuti titahmu, sedang aku masih ragu. . setiap datang sebuah kepergian, kita selalu jadi paham akan makna kehilangan. ia tak kuasa melawan. dari jauh bentang dan jarak, seseorang mendoakanmu agar selalu dekat dgn mereka yg kau cinta. dan sampailah pada masa engkau memilih: terluka, sekali lalu selesai atau tersiksa, berkali dan tak berhenti. aku rela di penjara, bahwa membunuh kerinduan padamu adalah sebuah pelanggaran kemanusiaan. kemarin teringat: engkau jadi seseorang yang sangat kukenal tapi tak bisa kumengerti bagaimana mungin ada hati yang luka. akhirnya kita ulang; cinta itu dua sisi yg beda, jika tak siap dgn luka, engkau mestinya tak jatuh cinta. sekali masa kita pernah paham, memilih diri sebagai korban atas kebahagian dari mereka. satu hati melukaimu, satu hati melukaiku. kopi ini jad...

Jatuh Cinta Adalah Kesulitan Kawan

cinta seperti juga memahami bentuk grativikasi.  ia kerap terjatuh pada model atau bentuk yang berbeda-beda. kita kemudian yang berprasangka, menduga-duga yang entah. banyak hal, banyak soal tentang sangka-sangka itu. pernah disesalkan dari perginya seseorang yang engkau kagumi dan banggakan? sebab kenangan menjadi berharga atas hadirnya. hadirlah sebentar saja, untuk sekedar melihat gimana rupa wajah rindu. betapa jahannamnya. lalu siapa yang sanggup membunuh kenangan? pada buku, pada wajahnya, pada rindu. ketika ada hati dan rasa yang tak bahagia, mungkin satu dari banyak sebab karena engkau belum mengikhlaskan. jika setiap hal yang kau damba berjalan sesuai rencana, kau tak akan pernah paham bahwa sesekali kecewa itu menguatkan. saat harapan tak sampai memang  terasa  sangat menyebalkan, disitu barangkali cara terbaik melawan kesepian adalah dengan tidak lagi jatuh cinta pada tempat yang salah. jatuh cinta adalah kesulitan kawan, demikian surah Pram. ?

Puisi-Puisi di Tabloid GEMA Baiturrahman

Gambar
capture puisi di tabloid GEMA Baiturrahman, Edisi 21-11-2014 Obat Gratis Antrian panjang berdesak-desak Peluh keringat cucuran seluruh badan Tua muda kaya raya miskin papa Rebut tiket obat gratis Ribut orang orang lawan petugas Kecam tentang sistem yang bakhil Tuduh pemerintah jahannam Tuduh kampanye untuk kemenangan Setan setan rakus di jalan Daud Beureueh Maling maling tampan di Lampineung Mereka teriak Mereka tertawa Tentang tangis janda janda tua Sedang berobat sakit kepala Tangis bocah kepalanya makin membesar Lelaki tua seabad lebih sedang merintih Tunggu panggilan dari tadi pagi Dipanggil petugas medis atau Izrail? Mulutnya bergerak. Ia tersenyum. �Tuhan, cabut nyawaku. Lebih baik dikubur dari menunggu obat gratis� Banda Aceh, 28 Juni 2014 Kampus Korupsi Disini, di kota yang penuh pakar  Calon-calon intelektual muda  Belajar ilmu  Kurupsipun tak lupa mereka pelajari  Kadang sebungkus nasi Mereka korupsi Mahasiswa sudah pintar belajar korupsi  Sebab ada k...

Warung Kopi dan Pengemis Kota

Gambar
Siapa yang kalian sebel sewaktu minum kopi? Adalah para penjaja rokok bermerek yang menghampiri meja kita. Adalah para pengemis kota yang saban hari wajahnya tak jadi asing Adalah berita berita klasik soal para pejabat mencuri dan senyum sumringah di televisi. Dua hal yang kita benci sewaktu duduk di warung kopi, Maop. Para pengemis dan SPG-SPG sok cantik nan seksi yang mengalihkan obrolan kita. Ketika pengemis datang ke meja warung kopi. Maka sekali waktu coba engkau jawab sewaktu mereka meminta minta: Maaf, saya juga pengemis, pengemis proyek dan proposal berselubung rapi dan berdasi! Warkop Romen, 7 Juni 2013

Sepasang Kekasih

Lekuk tubuh remuk dalam badai Goyang gontai tapak kaki alaskan kosong Sepasang kekasih sedang bercumbu gelisah Sandarkan tubuh pada tebing sisa hantam ombak Ribut air dalam bayang angin angin tak berarah Kaki kaki getar gerak gemuruh ombak ambing Iring iring kapal melawan arus Jauh jauh berlabuh kapal tanpa tapal Tanpa tujuan tak berarah Sepasang kekasih terus memadu kasih Dalam bayang bayang wajah wajah ketakut takutan Bujang perawan melepas rindu di tebing laut Sekali kali seumur hidup tak hirau kicauan orang orang Selepas itu otot otot mereka tegang lalu regang.  Ujong Pancu, 25 Januari 2012

Oh Perempuan

Lihat, bulan itu tersenyum Dibalik bayang pucuk dedaunan. Ia menatap paras wajahmu yang tersenyum manis Di balik kerudungmu tersimpan pesona Pada setiap mata yang memandang. Wajahmu bagai air jernih yang mengalir Memberi kesejukan hati pada siapa yang membasuhnya Rupamu adalah cahaya Penerang jiwa bagi yang melihatnya. Engkau adalah perempuan yang lembut hatinya Sungguh beruntung orang yang menjadi kekasihmu Dan bulan iri melihatmu bersenda dibalik bayangnya Suaramu yang merdu dan lembut bagai angin mengelus Pakaian yang menandakan imanmu Kau menjaganya dari pandang orang yang tak pantas Bersyukurlah duhai perempuan Aku iri melihatmu. (Banda Aceh, 5 Agustus 2012)

Ibu, Maaf Saya Belum Wisuda!

Gambar
Tabloid Detak Unsyiah - September 2009 Menatap tangis dalam gelap malam. Sahut sahutan suara jangkrik ketakutan Sepi itu menyeruak dalam desah angin malam Sesaat aku terbayang Seolah olah seakan akan Wajah ibu dalam gelap malam Sepi kurindu saat hati ini di balut kegelisahan. Perempuan setengah abad itu memberikan jiwa dalam lukaku Sayup sayup ku mendengar suara ibu Jika hari terakhir dalam hidup kehidupannya Ia menatap ke arahku yang berkeruh Menebar senyum kebahagiaan di wajahnya �Apa Ibu ingin berkata sesuatu?� Gumamku dalam hati saat itu. Dua puluh tujuh tahun sudah ia menemaniku Bayang suka duka menyelimuti hidup kami Sembilan bulan dalam menjejak langkah kakinya dimuka bumi, berat sekali! Membawaku serta saat ia menunjukkan pada tetangga. Ia bangga. Itu, dua puluh tujuh tahun lalu. Merantau ke negeri entah berantah. Pejabatnya kurang sedap pada rakyat. Seperi tikus bersarang dalam lumbung padi. Hati mereka tak pernah merasa sepi Berguru pada Syiah Kuala Berdesak desak dalam bus ...

Puisi-Puisi Hujanlah yang membawaku padamu

Gambar
Tabloid Atjeh Time, 11-18 Feb 2013 Sajak Kangen Apakah kau pernah melihat bulan yang tersenyum? Ketika bulan itu muncul, senja perlahan kabur. Seperti itulah jiwaku malam ini. Terkadang rindu itu sangat menyiksa, Jiwa luka mengingatnya Tapi apakah ini yang orang-orang menyebutnya cinta? Jiwa rindu pada seseorang, kadang seperti beo di sangkar rindu belalang. (Banda Aceh, 4 september 2009) Hujanlah yang membawaku padamu Dalam kabut aku menembus Melewati rintik hujan pada suatu malam Berbasah-basah karena wajah resah Huj an kadang ketenangan Kadang kelembutan Kadang geram dan bosan Hujanlah yang membawaku padamu! Pada malam pekat lalu dingin Seiring hujan sebagai pengantar Berharap dapat menatap sosokmu yang lembut Sorot matamu tajam penuh makna Apa engkau perempuan pecinta hujan? Aku takut tapi terlanjur jatuh! Darussalam, 20 Oktober 2010