Postingan

Menampilkan postingan dengan label CERPEN

Hajar Aswad

Gambar
Cerpen Zaenal Radar T ( Media Indonesia , 21 Agustus 2016) Hajar Aswad ilustrasi Pata Areadi PEKERJAAN saya adalah merayu orang-orang yang berada di sekitar Kabah, terutama yang berwajah Asia dan mengerti bahasa Indonesia. Saya menawarkan, apakah mereka sudah mencium Hajar Aswad? Ini saya lakukan terutama kepada jemaah yang sedang sendirian. Jemaah yang sepertinya ingin sekali mencium dan mengelus batu hitam yang letaknya di pojokan bangunan Kabah, tapi mereka tidak sanggup atau belum dapat kesempatan. Tak mudah mendekati Hajar Aswad, apalagi mencium atau sekadar mengelusnya. Siapa saja yang setuju dengan penawaran saya, dengan gerak refleks dan sejurus kode kepada teman-teman saya, maka kami langsung berupaya menggerakkan orang yang setuju dengan penawaran tadi. Saya dan teman-teman (sekitar empat atau lima orang) sudah hafal di luar kepala, bagaimana caranya agar orang yang meminta bantuan bisa mendekatkan tubuhnya mengarah ke sudut Hajar Aswad, sampai akhirnya ...

Tips Menulis Ending Cerpen

Gambar
via beritasarah.blogspot.com Bagi kamu penikmat dan atau penulis cerpen, tentu akan mendapatkan rasa yang cukup berkesan ketika kamu membaca sebuah ending cerpen yang cukup memukau. Hal itu tentu saja sulit berhasil dan membuat decak kagum pembaca. Seperti hentakan sewaktu penari Saman mengakhiri sebuah irama lagu. Ya istilah kerennya happy ending lah ya. Cerita pendek itu berakhir dengan meninggalkan kesan yang mendalam di hati pembaca. Pernah kamu mendapatkan cerita pendek yang demikian? Saya ingin berbagi pengalaman tentang tips menulis ending cerita pendek yang bisa berkesan di hati pembaca, saya ingin kalian juga bisa mengikuti tips ini dan simak baik-baik. Berikut ini saya bagikan tips menulis ending  cerpen yang tidak sepatutnya benar menurut ilmu pengetahuan menulis cerpen seperti yang diajarkan oleh banyak kalangan akademisi sastra dan para sastrawan yang telah lama bergiat dalam menulis cerita pendek. Saya pernah melakukan cara yang konyol untuk menghilang suntuk karena ...

Mantan Pemberontak

Gambar
@serbasejarah.wordpres.com Lelaki hampir se-abad itu duduk diam di sebuah kursi bambu kumal. Tatap matanya tajam melihat ke depan. Tak ada yang terlalu dirisaukannya. Sore itu udara dingin membelai tubuhnya. Tak kulihat ia memakai jaket tebal. Ia memakai kaos Oblong dengan tulisan di punggungnya yang bertuliskan 'Iwan Fals, orang Aseli Indonesia'. Entah pula ia tau siap Iwan Fals itu. Sang musisi besar di negeri ini yang memutuskan tetap bernyanyi ketimbang jadi gubernur atau bupati. Aneh memang orang-orang kita, setelah terkenal jadi selebritis, terus jadi pejabat. Biaya kampanye pun tak perlu keluarkan uang miliyaran. Toh, entertaiment tiap hari bersua kabar atau gosip yang selalu menimpa mereka. Ada-ada saja. Ia mengambil tembakau, lalu dibungkus dengan lembaran daun nipah. Si tua bangka itu membakar rokok daun nipahnya. Ia menghisap rokok itu dalam-dalam. Asap agak hitam membelai wajah keriputnya. Ia telah tua. Tua banget malah. Sebelumnya, mari kuceritakan...

SAMIR

SAMIR melangkah pasti ke arah rumahnya. Tak menghiraukan gerak  orang orang lalu lalang. Kelihatan ia galau. Aku melihatnya untuk yang terakhir kali selepas kami pamit pulang setelah mengikuti mata kuliah bahasa Inggris. Bagi Samir, bahasa Inggris itu tidaklah penting dipelajari. Tapi matakuliah yang memaksakannya harus mengikuti sampai tuntas dan lulus.  �Itu bahasa orang kafir� begitu titah neneknya yang selalu menjadi alasannya. Selang seminggu, aku tak melihat Samir di kampus. Beberapa kali aku ke kostnya di kawasan yang tak seberapa jauh dengan kampus. Kabar buruk kudengar, Samir menghilang selepas kami pulang kuliah. Sore waktu  itu hujan  deras. Aku sudah menghubungi orang orang terdekatnya. Menelpon keluarganya di kampung juga tidak mendapatkan kabar baik. Semua orang gundah dan rasa penasaran mencari keberadaaan Samir. Kalaupun dia diculik, belum juga aku mendengar kabar berita dari koran-koran kampung kami. Beberapa temannya di kampung bahkan...

Sebuah Kenangan di Kampus

Gambar
sumber: [Harian Serambi Indonesia, Minggu (23/05/2010)] Sekejab selepas Samir melintas di pintu gerbang masuk kampus Darusalam ketika dalam sebuah tugas penataran guru sastra se-Aceh, di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Samping Kampung, ia masih saja hidup sebagai bujang tanpa menikahi seorang gadis perawan. Aku tau dari status Kartu Tanda Penduduknya tertulis jelas; Belum Kawin. Dua hari disana pikirannya terus saja mengulang kemasa silam sepuluh tahun yang lalu. Sebuah kenangan yang patut diingat kembali pada masa indah nan bahagia itu. Berbilang hari di Darussalam, Samir perjaka tua ting-ting sesekali tersenyum kecil ketika pernah sekali waktu ia mengajak Nurol untuk berbonceng Honda C-70 miliknya untuk pulang bersamaan dengan Nurol yang tak seberapa jauh dari rumah kost Samir. Selepas jam kuliah siang itu. Udara panas kacau balau bukan alang bersebab kota tua gersang tanpa ada lagi pohon pohon dipinggir jalan raya. Para serdadu Satuan Polisi Pura-Pura telah meman...

Yuk Ikut Workshop Cerpen Kompas 25 Juni 2014

Gambar
capture twitter @fajar_arcana | @azirmaop  Anda penikmat sastra dan tertarik ingin menulis cerpen? Ini ada info bagus bagi Anda suka bergiat dengan dunia cerpen. Sambil duduk ngopi sore, saya sengaja merangkum kultwet dari Fajar Arcana via twitternya @fajar_arcana yang beliau twetkan pada Rabu (14/05/2014). Ohya, sesuai info di bio twitternya @fajar_arcana, beliau ini adalah Editor Kompas Minggu. Founder Arcana Foundation. Penulis Novel #Gandamayu , antologi #Samsara & Bunga Jepun. Buku sdg proses 5 Monolog Politik. Mau tanya-tanya, langsung saja ke akun twitternya Bli CAN ya. Berikut ini kumpulan kultwetnya: Sore tweeps, saya akan launch pendaftaran #WorkshopCerpenKompas dan pelaksanaannya nanti. Marik ikuti saya. 1. #WorkshopCerpenKompas terbuka buat siapa saja, asal lolos seleksi tim seleksi Kompas 2. Tim seleksi menetapkan kuota peserta #WorkshopCerpenKompas sebanyak 30 orang. 3. #WorkshopCerpenKompas akan diselenggarakan tgl 25 Juni 2014 di Gedung Kompas Gra...

Sebutir Peluru di Atas Meja

Gambar
sumber: situs AJNN.NET Minggu, 29 Desember 2013 Suatu Siang, Anak Anak Lampu'uk | koleksi pribadi SORE yang cerah pada hari Sabtu di akhir bulan Desember tahun lalu. Karim duduk sambil bersiul di teras rumah kontrakannya. Ia membakar  sebatang rokok. Eh, bukan sebatang, hanya tinggal saja setengah batang. Boleh disebut puntung rokok, yang diambilnya dari asbak rokok. Ini zaman sulit, pikirnya. Hari-hari akhir bulan sebagai mahasiswa yang jauh dari orang tuanya di kampung, di pedalaman Kabupaten Campa Utara. Jika berharap kiriman orang tua,  yang belum jatuh tempo harinya adalah bukan pikiran yang tepat. Kalaupun ia dapat kiriman, setengah dari itu harus bayar hutang di warung kopi Apadolah. Setengahnya lagi, berhemat-hematlah dia bertahan hidup selama sebulan dengan uang itu. Tapi tak mengapa, pertengahan bulan depan Karim bisa dapat jatah makan di kampus. Sebab ia ada buat kegiatan di Unit Kegiatan Mahasiswa. Ada banyak anggaran disana, sebab anggaran itu di don...

Saat Hujan Turun Deras

Gambar
sumber | Harian Serambi Indonesia, Minggu 11 Desember 2011 Nggak Tau Ini Foto Karya Siapa | istimewa Entah kenapa setiap hujan tiba, perempuan setengah abad itu akan berdiri di jendela rumah panggungnya berlama lama menatap rintik hujan yang membasahi setiap jengkal tanah. Ia  akan mencium bau tanah yang menyengat dibasahi hujan. Perempuan itu akan berdiri di jendela sampai hujan reda. Begitu terjadi  saat hujan tiba.  Aku sering melihatnya  berkali kali atau setelah lebih setahun aku tinggal di rumah kontrakan ini. Kerap kali kulihat perempuan itu akan menatap rintik hujan dengan wajahnya yang muram. Mulutnya sekali kali berkomat kamit seperti sedang mengeja sesuatu. Sesekali juga kulihat ia tersenyum, seakan terlintas di pikirannya suatu hal yang menyenangkan dan perasaan bahagia. Sore itu hujan sangat deras.. Aku pulang dari kantor dengan badan basah kuyup. Dingin menyelimuti seluruh badan. Sudah menjadi kebiasaan setiap waktu hujan kala sore tiba, aku sengaja pu...

Menulis Cerpen (By: Wa Ode Wulan Ratna)

Gambar
Seperti yang dikatakan Didik Wijaya, menulis cerpen (cerita pendek) dapat menjadi permulaan karir yang baik sebagai penulis fiksi. Menulis cerita yang sangat panjang, seperti novel pastilah lebih membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak. Belum lagi mencari penerbit yang mau menerbitkannya. Cerita pendek dapat menjadi terobosan dalam karir menulis. Lebih banyak alternatif bagi penulis cerita pendek untuk dikenal, daripada novel. Majalah dan koran banyak yang menerima cerita pendek. Blog bisa juga menjadi alternatif dimuatnya cerita pendek di internet. Seringnya nama penulis muncul dalam cerita pendek yang dimuat di berbagai majalah dan koran, bisa menjadi pertimbangan positif bagi penerbit, bila penulis tersebut menyodorkan naskah cerita yang lebih panjang seperti novel ke penerbit. Untuk memulai menulis cerpen pertama-tama kita harus mengetahui unsur-unsur yang ada di dalam cerpen. Dalam karya sastra unsur\ dalam sebuah karya dibedakan menjadi dua yaitu unsur intrinsi dan unsur...