JULLIET DE JULIE
Cerpen Koran Tempo, 1 Juli 2012 � oleh Dias Novita Wuri YANG satu ini cukup tampan juga , pikir Julie seraya menyingkirkan sejumput rambut dari dahinya. Sangat muda, dan sangat kaya . Ia mengulurkan tangan untuk menyentuh pipi pria itu�anak laki-laki itu�yang meneteskan keringat dan terengah-engah di atasnya nyaris tanpa suara. Pipinya halus sekali, tanpa jerawat yang biasanya dimiliki anak-anak laki-laki sebayanya. Hembusan napasnya begitu lembut, begitu tanpa jejak, tapi terasa deras dan panas di kulit wajah Julie. Siapa tadi namanya? Oh ya, Etienne. Berapa umurnya? Apa yang dipikirkannya sekarang? Dalam beberapa tarikan napas lagi, ia roboh di tubuh Julie. Ia mendesah lalu diam. �Terima kasih,�bisiknya. Mereka berada di kamar anak itu. Julie menyadari betapa jarangnya ia menginjakkan kaki di sisi Paris yang ini, di rumah seperti ini. Di kamar seperti ini. Luasnya membingungkan, dan semua perabotnya tampak benar-benar mahal dan berkelas. Julie sedang berbaring di tumpukan kashmir. O...