LEDAKAN MATA
Cerpen Kedaulatan Rakyat, 1 Juli 2012 � oleh Bustan Basir Maras MEREKA tak pernah menduga pertemuan itu. Tiba-tiba saja dituntun tangan takdir ke sebuah taman. Tak begitu indah, namun mereka menemukan keasyikan yang paling purba. Di hadapan mereka bukit-bukit menghijau tersepuh embun. Kadang turun mendekat ke rerumputan, kabut menebal menyebabkan jarak pandang jadi terbatas. Awalnya mereka bingung. Tapi di taman itu tak seorang pun hadir kecuali mereka. Hanya berdua. Berdua di tengah shimponi perbukitan. Selebihnya, sepi. �Maaf,Anda cari siapa?� tanya salah seorang dari mereka. �Kamu cari siapa? ditanya balik. �Kenalkan. Namaku Ingkar. Lelaki yang takkan pernah ingkar janji. Setidaknya itulah doa ayahku ketika menghadiahkan narna ini untukku.� �Aku Mentari. Ayahku menamaiku Mentari agar kelak menjadi perempuan yang menyinari kehidupan. Asyik kan?� �Oh, asyik juga namamu. Aku suka,� kata Ingkar yang baru saja mengenalkan dirinya pada Mentari yang masih gugup berdiri di hadapannya. Mere...