Identity, Milan Kundera
Meski bukan karyanya yang paling saya favoritkan, saya senang membaca novel pendek Milan Kundera yang berjudul Identity . Karena di dalam buku ini, lewat narasi tentang seorang laki-laki, seorang perempuan, dan hubungan percintaan mereka, Kundera berbicara tentang banyak hal: persahabatan, kehadiran anak kecil, cinta, kebebasan individu, ambisi, dan tentu saja, identitas. Ini adalah buku ketiga dari Kundera yang saya baca, setelah The Book of Laughter and Forgetting dan The Festival of Insignificance. Saya suka dengan cara Milan Kundera menulis. Terkesan sederhana dan mudah. Namun, sesungguhnya dipenuhi pola dan perhitungan. Pada suatu wawancara di The Paris Review, ia berkata bahwa hampir semua bukunya ia tulis dalam tujuh bagian, dan menurutnya itu bentuk paling ideal dalam menyampaikan hal-hal yang ingin ia sampaikan melalui karyanya. Meski demikian, yang saat ini saya baca tidak ia tulis menggunakan pola tersebut. Ya, saya rasa penulis tidak harus selalu mematuhi aturan yang ia cip...