Sutan Riska, Bupati Termuda di Indonesia



Bupati Termuda di Indonesia
| Bicara Provinsi Sumatera Barat tentu tak bisa dilepaskan Kabupaten Dharmasraya. Menurut situs resmi Pemerintah Kabupaten Dharmasraya terbentuk pada tahun 2003 hasil pemekaran dari Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat. Padang adalah penghasil warung nasi terbanyak seluruh Indonesia. Padang terkenal dengan nasinya, dan lebih hebat lagi provinsi ini memiliki identitas rumah gadang pada tiap gedung pemerintah/swasta.

Pilkada serentak 9 Desember 2015 lalu telah melahirkan pemimpin usia muda di Indonesia. Dia adalah Sutan Riska Tuanku Kerajaan. Walau belum ada keputusan resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat, informasi yang beredar di media sudah bisa dipastikan pasangan ini  mendapat suara terbanyak pemilih di Kabupaten Dharmasraya, demikian  menurut hasil hitung cepat sementara.

Saya mendapat bagikan sebuah berita  dari beranda fesbuk akan terpilihnya Sutan Riska Tuanku Kerajaan sebagai bupati termuda se-Indonesia. Karena penasaran, saya mencari tau tentang sepak terjang calon kandidat bupati yang lahir pada 27 Mei 1989 ini. Sekarang umurnya 26 tahun. Ia lulusan sarjana ekonomi di Universitas Andalas, tahun masuk 2008.

Bupati termuda se-Indonesia sebelumnya disemat oleh Bupati Indragiri Hulu, Riau, Yopi Arianto. Bupati Yopi saat dilantik sebagai Bupati Indragiri Hulu tahun 2010, ia berusia 30 tahun kala itu. 

Pilkada 9 Desember lalu, masyarakat Kabupaten Dharmasraya patut berbangga telah menentukan pilihan pada Sutan Riska Tuanku Kerajaan. Dia berpasangan dengan Calon Wakil Bupati Amrizal Datuak Rajo Medan. Sutan Riska adalah Bendahara di PDI Perjuangan setempat. Pasangan ini meraih suara sekitar 45.000 mengalahkan pasangan inkamben Adi Gunawan-Jonsos Putra yang memperoleh suara sekitar 25.000, demikian rilis data sementara dari KPU Dharmasraya. Jika tak ada halang melintang gugat menggugat ke Mahkamah Konstitusi, pasangan Sutan-Amrizal ini akan menjadi Bupati wan Wakil Bupati Dharmasraya periode 2015-2020

Dari situs TEMPO online disebutkan, Sutan Riska yang  mengaku masih sangat muda menjadi seorang kepala daerah. Sutan ingin membuktikan kalau kaum muda bisa memimpin daerahnya dengan baik. "Anak Muda juga siap untuk memimpin dan membangun daerahnya" ujar dia seperti di muat TempoOnline. Kita tunggu saja ia membuktikan kiprahnya memimpin Kabupaten Dharmasraya mewakili harapan banyak kaum muda di Indonesia. Untuk Gubernur Termuda se-Indonesia saat ini masih dipegang rekor oleh Gubernur Provinsi Lampung, M. Ridho Ficardo.  Yang pada tahun 2014 dilantik jadi Gubernur, usinya 34 tahun.

Kenapa pasanga Sutan Riska menang pilkada Dharmasraya? Saya tidak mengetahui banyak soal kondisi masyarakat di sana. Saya menduga (sebagai terduga pengamat) perolehan suara dia karena pengaruh trah namanya sebagai keturunan raja. Dalam hal alasan pemilih, ini tentu saja jadi nilai lebih, dalam teori politik kedai kopi disebut "pemilih kaum."

Usia muda bukanlah sebuah ukuran akan kesukseskan seorang Sutan Riska akan membawa perubahan yang lebih baik bagi daerahnya. Tetapi spirit usia itu bisa jadi motivasi untuk kaum muda yang lain di seluruh Indonesia untuk berani bersaing meraih suara rakyat dan berbuat untuk kesejahteraan masyarakat.

Muda punya karya dan bisa jadi akan binasa atas lalai nikmatnya kekuasaan. Kehancuran memimpin dan berkuasa bisa karena alasan macam-macam. Termasuk bahayanya orang orang yang setelah jadi timses dan jadi sebagai orang lingkaran kekuasaan. Sekarang kita cuma bisa menerka-nerka akan kesuksesan Sutan memimpin daerahnya. Jika program dan kepemimpinannya baik, tentu ini akan jadi sejarah baru kaum muda di Indonesia dalam memimpin. Jika gagal dan masuk sel penjara karena kasus cela/korupsi, alamat binasalah nasib politik kaum muda ke depannya.

Jika Sukarno menyebut berilah saya 10 pemuda, maka akan mengguncang dunia. Maka bagi saya, berilah satu pemudi, maka akan ku ajak ia ke KUA. []


Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Brothers Karamazov, Fyodor Dostoyevsky

Nasi Kuning Paling Enak di Gorontalo

Rio Johan: Aku Ingin Melihat Sejauh Mana Aku Bisa Terus Menulis