Meriam Beranak
Ilustrasi oleh Ida Bagus Gede Wiraga Meriam Beranak Cerpen Bernard Batubara Dimuat di Jurnal Nasional, 26 Januari 2014 Sebelum menjadi sebatang meriam, dahulu ia adalah seorang perempuan. Setiap sore, seperti perempuan-perempuan lain yang tinggal dan hidup di tepian Sungai Kapuas, ia membasuh tubuhnya dengan air sungai terpanjang di negerinya itu. Dengan khusyuk ia bersihkan sudut demi sudut lekuk tubuhnya. Para lelaki yang telah beristri mengintip dari balik pintu dan jendela rumah mereka. Seraya menikmati siraman air dan cahaya senja dari Barat langit, ia mandikan pula anak lelakinya yang sematawayang. Janda beranak pengacau rumah tangga orang, kata para istri lelaki-lelaki yang mengintip dirinya. Kembang harum beranak satu, kata para suami penuh berahi itu. �Bapak mana, Mak?� Begitulah anak lelaki sematawayangnya itu bertanya saban langit telah gelap dan dikerubungi bintang-bintang. Maka dadanya pun terasa ada yang menghantam dan jantungnya tak ayal seperti berlubang. Setelah ...