Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

Meriam Beranak

Gambar
Ilustrasi oleh Ida Bagus Gede Wiraga Meriam Beranak Cerpen Bernard Batubara Dimuat di Jurnal Nasional, 26 Januari 2014 Sebelum menjadi sebatang meriam, dahulu ia adalah seorang perempuan. Setiap sore, seperti perempuan-perempuan lain yang tinggal dan hidup di tepian Sungai Kapuas, ia membasuh tubuhnya dengan air sungai terpanjang di negerinya itu. Dengan khusyuk ia bersihkan sudut demi sudut lekuk tubuhnya. Para lelaki yang telah beristri mengintip dari balik pintu dan jendela rumah mereka. Seraya menikmati siraman air dan cahaya senja dari Barat langit, ia mandikan pula anak lelakinya yang sematawayang. Janda beranak pengacau rumah tangga orang, kata para istri lelaki-lelaki yang mengintip dirinya. Kembang harum beranak satu, kata para suami penuh berahi itu. �Bapak mana, Mak?� Begitulah anak lelaki sematawayangnya itu bertanya saban langit telah gelap dan dikerubungi bintang-bintang. Maka dadanya pun terasa ada yang menghantam dan jantungnya tak ayal seperti berlubang. Setelah ...

1Q84, Haruki Murakami

Gambar
Saya tak ingin bicara tentang kesepian atau kesendirian Murakami, saya sudah pernah membahasnya di catatan ini . Saya juga tak ingin membahas absurditas dan dialog-dialog Murakami yang cerdas, saya sudah pernah membahasnya pula. Pun, saya tak ingin membahas tentang adegan-adegan seks Murakami, saya sudah pernah menuliskannya di sini . Lalu, apa yang ingin saya bahas pada catatan kali ini? Saya ingin membahas tentang ceritanya saja. Hanya jalan ceritanya. Saya hanya ingin membahas 1Q84 sebagai 1Q84. Tanpa kesepian, kesendirian, absurditas, dan seksualitasnya. 1Q84 adalah buku ketujuh dari Haruki Murakami yang saya baca. Sebelumnya, saya membaca (sesuai urutan): Dengarlah Nyanyian Angin, Norwegian Wood, After Dark, What I Talk About When I Talk About Running, A Wild Sheep Chase, dan Blind Willow Sleeping Woman. Saya menunda membaca 1Q84 sebab buku tersebut terlalu tebal bagi saya yang belum menemukan mood dan stamina untuk membaca buku-buku kelewat tebal. Namun, karena sete...

How To Write Book Synopsis

Diambil dari blog Gagasmedia Banyak penulis yang bingung membedakan antara blurbs dan sinopsis buku. Blurbs adalah penjelasan singkat tentang isi di back cover buku yang telah terbit. Tujuannya jelas untuk menarik minat baca (dan keputusan membeli) pembaca, jadi dibuat semenarik dan semenggelitik mungkin. Sedangkan sinopsis adalah ringkasan cerita�rata-rata 1-2 halaman�yang disertakan bersama naskah untuk dikirimkan ke penerbit. Berbeda tujuannya dengan blurbs , yang membaca sinopsis ini adalah tim redaksi, jadi pastikan kamu menjelaskannya dengan ringkas tapi tetap detail. Dan sekarang, kamu pun bertanya-tanya: bagaimana sih caranya meringkas cerita dari novel beratus-ratus halaman menjadi sinopsis? �    Pikirkan ide dasar novelmu  ? jelaskan perkembangannya di setiap bab.?Pertama-tama, sederhanakan ide cerita kamu jadi satu kalimat saja (ini disebut: PREMIS) . Hindari deskripsi berbunga-bunga hanya supaya terdengar cool dan �dalam�. Daripada menulis �seb...

Caleg Pohon

Gambar
OPINI | Muhadzdzier M. Salda | sumber: Harian Serambi Indonesia, Senin 20 Januari 2014 capture by @azirmaop | situs serambi indonesia JELANG Pemilu Legislatif pada 9 April 2014, yang tak sampai 100 hari lagi, para calon anggota legislatif (caleg) dari berbagai partai politik peserta Pemilu 2014 untuk tingkat DPR RI/DPRA/DPRK semakin gencar melakukan kampanye politik. Menarik simpati rakyat untuk memilih mereka sebagai wakil rakyat (yang terhormat?). Lalu, seberapa pantas rakyat akan memilihnya, jika dari tahun ke tahun periode anggota dewan, belum juga melakukan fungsi mereka sebagai wakil rakyat dengan benar? Sumbo Tinarbuko, Dosen Komunikasi Visual di Institute Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, menyebutkan bahwa; menjamurnya sampah visual iklan politik yang terpasang secara ngawur cenderung menurunkan citra, kewibawaan, reputasi dan nama baik parpol dan caleg itu sendiri. Sumbo bahkan menyebut sampah visual itu sebagai teroris visual yang meneror ruang publik. Sumbo mendirikan Komunit...