Mengenang Dr Ir Agussalim, Mantan Purek III Unsyiah
Tahun 2003, saya semester 3, pernah beberapa kali ke ruangnya kala istirahat siang, atau bakda ashar. saya diajak oleh Junelwan (MIPA 98). Saya bergabung di Bursa Mahasiswa Unsyiah, sekretnya di gedung kecil (depan pustaka induk). Pak Agus paling sering bertanya kami: "sudah makan nak?"
pernah ada waktu diskusi dengan kami di ruang PR3, datang mahasiswa dari fakultas lain, sang mahasiswa memakai sandal. Pak Agus bertanya: "kenapa ngak pakai sepatu? kan lebih gagah kalau mahasiswa pakai sepatu" beliau sambil tersenyum. Mahasiswa itu senior di atas leting saya menjawab: "ngak ada uang beli sepatu pak"
selesai urusan, waktu dia permisi. pak agus keluarkan dompet. ia kasih uang ke mahasiswa itu. "Ini sedekah saya, mahasiswa harus pakai sepatu, ngak perlu beli sepatu mahal" abang leting tersebut awalnya menolak, akhirnya mengambil dengan malu2.
Waktu saya SiKAT 2002, Pak Agus menjabat PD1 Teknik, saat itu PD3 Pak Nurdin Ali (TM). Nah, tahun 2003-2008 (Smtr) ganjil inilah Pak Agus mulai jadi PR3, waktu itu Rektor Prof. Abdi Wahab. Pak Darni Daud menjabat sebagai PR 1. *mohon diralat jika ini salah data.
Tahun 2006/2007 saya jualan rokok di kios becak depan BNI MIPA. Satpam melarang kami jualan di pinggir jalan. Kawan saya anak FE leting 2000. Berkali2 ditegur dan dilarang jualan. Kami akhirnya ke PR3, Pak Agus. Kami sampaikan bahwa "kami adalah mahasiswa unsyiah. Kampus boleh melarang kami jualan di depan BNI. Dengan syarat, SPP kami dibayar oleh rektorat Unsyiah, sampai kami sarjana"
Pak Agus tersenyum. Ia tak menanggapi serius "ancaman" itu. Saya ingat, dia lebih banyak bertanya asal kampung, keadaan kuliah dan pekerjaan orang tua.
Pak Agus minta fotocopi KTM kami, lusa kami disuruh menghadap lagi ke ruangnya. Waktu tiba kami menghadap, Pak Agus kasih kami surat keramat izin jualan, sebab alasan kami adalah mahasiswa. Dan beliau sangat mendukung kami jualan. surat itulah yang jadi pegangan kami saat datang satpam. Kami jualan di situ sampai akhir 2008.
Saya tidak begitu jauh kenal Pak Agusalim, sebab beliau dosen di Teknik Sipil. Pernah dapat kabar dari radio bergigi, dulu saat beliau jadi mahasiswa, Pak Agus berjualan kerupuk di kantin-kantin kampus, dan ditaruh di warkop. Beliau berasal dari Meulaboh ya, kalau ngak salah? Tetapi, saya tidak tau, apakah latar belakang seorang pemimpin latarbelakang hidupnya dari kaum kelas miskin akan beda cara memimpinnya dengan kaum elit yang sejak kuliah berasal dari keluarga orang kaya? Wallahualam.
Segala amal ibadah Almarhum DR. Ir. Agussalim, M.Sc diterima oleh Allah SWT. Amin ya Rabbi. Al-Fatihah. Saleum, Muhadzdzier / masuk dengan terhormat di Teknik Mesin sejak Juli 2002 s/d Mei 2010.
Komentar
Posting Komentar