Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

Tutorial Mudah Menambal Timba Sumur

Gambar
Pernah mengalami sumur timba yang rusak karena pecah akibat terus terusab berbenturan dengan cincin sumur atau benda lainnya? Hingga membuat bagian tertentu jadi pecah. Jika anda mengalaminya berikut ini adalah cara menjahit timba sumur yang pecah. Cara ini diajarkan secara turun temurun sejak lama dan tidak pernah sekalipun diajarkan di sekolah. Saya memandang cara ini cukup kreatif dan mesti dilestarikan untuk menghemat, timba dapat terselamatkan sementara waktu membeli yang baru. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, diantaranya; Pisau, Lilin, Korek Api, Benang nilon, kawat/jarum. Lakukan langkah berikut ini: 1. Persiapkan benang nilon dan kawat untuk menjahit. Ambil lilin, kemudian bakar lilin itu dengan korek api. Siapkan pisau untuk kebutuhan pemotongan benang. 2. Selanjutnya bakar ujung kawat pada lilin yang telah disediakan. Sampai ujung kawat tampak ke merah-merahan.  Hati hati jangan sampai tangan Anda terbakar. Gunakan tang untuk memegang jika diperlukan. 3. Lalu ar...

The Museum of Innocence, Orhan Pamuk

Gambar
Seberapa lama seseorang dapat mempertahankan rasa cintanya, terutama ketika cinta tersebut tidak berakhir manis? Jawabannya adalah: sembilan tahun. Ya, selama itulah seorang laki-laki bernama Kemal, menjaga dan merawat cintanya terhadap seorang gadis bernama F�sun. Setidaknya, selama sembilan tahun itu Kemal mengalami masa-masa terberatnya dalam mencintai. Saya mendadak teringat pada sebaris puisi oleh salah seorang penyair favorit saya: Jatuh cinta dan mencintai adalah dua penderitaan yang berbeda. Saya ingat membaca larik tersebut dengan tersenyum, meski saya tidak paham apa arti senyuman saya sendiri. Buku pertama Orhan Pamuk yang saya baca adalah My Name Is Red, dan saya sangat menyukainya. Novel itu bercerita tentang misteri pembunuhan seorang seniman, berlatarkan Turki abad keenambelas. Plotnya rumit, dengan sudut pandang penceritaan yang berpindah-pindah. Pamuk terlihat lincah sekali di novel tersebut. Sebaliknya, di The Museum of Innocence, novel pertama yang ia tulis setelah m...

Tentang Seniman Aceh Ke Jakarta Beinnale 2015

Gambar
"Setidaknya ada 5 orang seniman muda Aceh diundang ke Jakarta Beinnale 2015, diselenggarakan di Gudang Sarinah itu. Aceh patut berbangga dapat hadir  pada Jakarta Beinnale kali ini. Mereka diundang setelah lolos seleksi ketat tim kurator Jakarta Beinnale (JB), sebuah ajang pameran seni rupa dua tahunan yang diselenggarakan di bawah kendali Komite Seni Rupa, Dewan Kesenian Jakarta (DKJ"    Muhadzdzier M. Salda, Bergiat di Komunitas Kanot Bu dan Pengelola Ruang Diskusi TerasSore Asep Topan dan Putra Hidayatullah, Dua Kurator Muda Jakarta Beinnale 2015 menjadi narasumber di Diskusi TerasSore, Banda Aceh, Rabu 24 Juni 2015 | foto koleksi pribadi Seniman Aceh lolos  ke Jakarta Beinnale 2015 sebuah prestasi yang tidak mudah, atas kerja keras bersaing dengan karya-karya seniman lain dari 17 ribu pulau di Indonesia. Lima orang muda pegiat seni di dari tiga komunitas seni di Aceh itu bergerak tanpa biaya dari pemerintah di Aceh. Tentu saja, kendala itu tak jadi penghal...

All the Light We Cannot See, Anthony Doerr

Gambar
Saya selalu percaya bahwa penulis prosa yang baik adalah penyair yang baik. Atau, barangkali lebih tepat jika saya katakan begini: penyair yang baik memiliki modal untuk menjadi penulis prosa yang baik. Penyair memerlukan metafora, terutama yang segar, dalam usaha menyampaikan gagasan-gagasannya. Bisa dibilang metafora adalah senjata pamungkas seorang penyair. Dengan demikian, penulis prosa yang senang menulis puisi (atau mungkin memang juga seorang penyair) akan mengarang prosa dengan kosakata dan metafora yang segar, sehingga membuat tulisannya tidak hanya memiliki gagasan tajam sebagai kekuatan utama, tetapi juga pembangunan suasana adegan dan penggambaran situasi yang jauh dari kata �kering�. Itu adalah hal pertama yang terlintas di kepala saya, saat membaca novel All the Light We Cannot See, Anthony Doerr. Anthony Doerr adalah pengarang berkebangsaan Amerika berusia 47 tahun dan sudah menerbitkan beberapa buku. Novelnya All the Light We Cannot See meraih penghargaan Pulitzer Prize...

Sanger Day, Ijakrong Dan Malam Pertama

Gambar
Sabtu Malam dipenghujung pekan akhir bulan Oktober, saya diundang oleh Aulia Fitri, pengelola Komunitas @iloveaceh untuk hadir pada malam acara peringatan Sanger Day. Saya berkesempatan hadir berbaur dengan puluhan pengunjung yang umumnya dari kalangan pemuda. Acara itu berlangsung di Parkiran Pasar Aceh, Sabtu Malam, (31/10/2015). Saya tertarik datang karena pengunjung akan memakai ijakrong semua, saya ingin merasakan suasana yang berbeda itu. Ternyata, malam itu hanya sekitar 10 orang saja yang benar-benar memakai ijakrong. Perigatan Sanger Day malam ini yang ke tiga kalinya dilaksanakan sejak pertama kali pada tahun 2013. Sanger Day digagas pertama kali Fahmi Yunus dengan hestek #SangerDay di twitter pada tanggal 12 Oktober 2013. Hestek itu diikuti oleh banyak orang setelah diretwet oleh akun @iloveaceh dan mendapat respon dari nitizen. Fahmi Yunus pada pengantarnya di peringatan Malam Puncak Sanger Day menyebutkan, Sanger dikenal akrab di Warung Kopi Atlanta, Ulee Kareng, era tahun...