Postingan

Negeri Angin

Gambar
                            Ilustrasi oleh Ida Bagus Gede Wiraga Negeri Angin Cerpen Bernard Batubara Alkisah, di Negeri Angin, segalanya dikuasai oleh angin. Mulai dari masalah dapur dan rumahtangga hingga intrik-intrik di gedung dewan rakyat, semua dipengaruhi oleh angin. Mulai perkara anak sekolahan hingga masalah sengketa tanah dan warisan, semua bergantung pada angin. Begitu berkuasanya angin sampai-sampai semua warga penghuni Negeri Angin melayangkan doanya kepada angin. Di Negeri Angin, tak ada yang namanya polisi. Setidaknya, semakin hari polisi semakin berkurang perannya dan lama-kelamaan tak ada lagi pemuda dan pemudi berminat untuk menjadi polisi. Sebabnya tak lain adalah setiap perkara kriminal yang dibawa ke kantor polisi, segera saja terbawa pergi oleh angin. Begitu pula perihal yang paling marak dan disoroti di Negeri Angin, yakni perihal korupsi. Para aktivis anti korupsi semakin lama semakin surut sem...

Tips Memasak Mie Instan Dengan Setrika

Gambar
cerpen-night - Bagi kamu yang pernah mengalami hidup sebagai anak kost, mie instan tentu jadi makanan paling andalan dan terfavorit saat masa masa genting, apalagi saat memasuki akhir bulan. Waktu datang kiriman uang, malah diantaranya ada yang stok mie instan di lemari satu kardus + telor satu limping. Itu sebagai persiapan logistik bertahan dari kelaparan saat  masa paceklik akhir bulan tiba. Tidak usah ngaku sebagai mahasiswa kost jika tidak makan mie instan mentah. Anak pesantren tuh paling biasa melakukannya. Ya satu satunya barang makanan melahap mie instan. Cara makannya ada bermacam macam, kalau dengan mentah, itu mie diremas remas dulu, setelah hancur baru deh bumbu dimasukkan ke dalam mie. Langsung lenyap ke dalam perut, lumayan bisa bertahan untuk beberapa jam tentunya. via bramandityo.kedaiko.de Cara selanjutnya dengan memanaskan air via dispenser, mie yang sudah diremas, dituangkan air panas ke dalam kantongnya. Lalu dilahap sampai habis. Jika kalian pernah l...

Membaca Puisi di FKY 26

Gambar
Beberapa hari yang lalu, saya diberi kesempatan berharga untuk tampil membacakan beberapa puisi di acara "Puisi-Puisi di Jantung Tamansari" dalam rangka pergelaran Festival Kesenian Yogya (FKY) ke-26. Pada kesempatan tersebut, saya membacakan lima puisi baru yang saya tulis tahun ini. Puisi-puisi tersebut dapat dibaca di sini: BisikanBisikan

Warung Kopi dan Pengemis Kota

Gambar
Siapa yang kalian sebel sewaktu minum kopi? Adalah para penjaja rokok bermerek yang menghampiri meja kita. Adalah para pengemis kota yang saban hari wajahnya tak jadi asing Adalah berita berita klasik soal para pejabat mencuri dan senyum sumringah di televisi. Dua hal yang kita benci sewaktu duduk di warung kopi, Maop. Para pengemis dan SPG-SPG sok cantik nan seksi yang mengalihkan obrolan kita. Ketika pengemis datang ke meja warung kopi. Maka sekali waktu coba engkau jawab sewaktu mereka meminta minta: Maaf, saya juga pengemis, pengemis proyek dan proposal berselubung rapi dan berdasi! Warkop Romen, 7 Juni 2013

"Tuhan Agamamu Apa?"

Gambar
cerpen-night-  Baru baru ini disosial media dan berita media massa sedang panas kontroversi tentang "Tuhan Membusuk" sebagaimana spanduk itu ditulis Panitia Ospek Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Sunan Ampel Surabaya. Bagi yang sekilas membaca akan salah penafsiran, dianggap menghina. Tetapi mereka panitia punya alasan tersendiri terhadap kalimat itu. Saya tak berani menyimpulkan pada soal benar atau salah. Ketika berita itu mencuat ke publik, saya kemudian teringat pada sebuah sablon baju seorang teman dari Bengkulu, kami bertemu pada acara Rapat Koordinasi Nasional Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) di Asrama Haji Pondok Gede, Februari 2012 silam. Kalimat sablon di bajunya membuat saya awalnya ternganga dan senyum penuh tanda tanya ketika membaca kalimat itu: "Tuhan, Agamamu Apa?" Kalimat pertanyaan itu tentu akan dianggap sebagai sebuah penistaan agama. Tapi agama yang mana? via bumibersama.wordpress.com Sebagian dari kita mungkin tidak asing den...

Jaringan Telkomsel Yang Sangat Menyebalkan

Gambar
cerpen-night - S aya adalah konsumen telkomsel yang akhir-akhir ini sangat kecewa dengan pelayanan yang diberikan Telkomsel kepada pelangganya. Saya satu diantara banyak pelanggan yang kecewa denan pelayanan telkomsel/ Saya memakai kartu AS sejak tahun Mei 2005 hingga sekarang ini. Artinya sudah 9 tahun lebih saya menggunakan layanan jasa dari Telkomsel. Niat untuk mengganti kartu AS timbul sejak 2 tahun terakhir dengan kartu seluler yang lain. Tapi urung niat buruk itu saya lakukan, mengingat nomor AS saya sudah diketahui oleh teman-teman. Akan repot tentunya kalau mengganti kartu, teman yang sudah lama menyimpan nomor saya akan tidak bisa lagi menghubungi saya nantinya. Kalaupun memberi tahu mengganti nomor, itu bukanlah perkara mudah. Setahun lalu saya begitu kesalnya terhadap ulah dari Telkomsel yang terus-terusan mengirimkan sms iklan ke hendphon kita. Sehari bisa mencapai 4-5 sms iklan dari berbagai produk. Ini jelas sangat mengganggu sekali. Saya komplain ke layanan pelanggan, h...

Etika Mengirim Tulisan ke Koran

Gambar
Saya mulai mengirim tulisan ke media cetak sejak tahun 2003 hingga telah beberapa kali dimuat oleh media cetak dan online dan sekian kali banyaknya tulisan yang ditolak oleh redaksi.  Waktu itu tulisan yang saya kirimkan berupa tulisan opini untuk sebuah media cetak terbit lokal di Aceh. Selanjutnya saya berkali kali lagi mengirimkan tulisan opini ke beberapa media cetak dan hasilnya tidak dimuat. Tapi itu tidak jadi patah semangat. Saya makin tertantang untuk terus memperbaiki kualitas tulisan agar jadi pertimbangan redaksi. Berat sekali memang perjuangan untuk menembus sebuah tulisan ke media. Seleksi sangat ketat, harus bersaing dengan puluhan tulisan orang lain. Tulisan yang sering dimuat di media rata rata karya orang yang bergelar akademik dan profesi tertentu, terkait dengan bidang yang ditulis. Posisi saya sebagai mahasiswa saat itu sangat sulit bisa tembus media. Karena ingin sekali nama saya muncul di koran, saya tidak lagi memilih kirim opini. Saya kirim tulisan ke ruang...