surat untuk ruth
Ubud, 6 Oktober 2012
Ruth,
Satu hal yang ingin kutanyakan kepadamu sejak lama,
bagaimana mungkin kita saling jatuh cinta, namun ditakdirkan untuk tidak bersama?
Aku dan kamu tidak bisa memaksa agar kebahagiaan berlangsung selama yang kita inginkan.
Jika waktunya telah usai dan perpisahan ini harus terjadi, apa yang bisa kita lakukan?
Masihkah ada waktu untuk kita bersama, Ruth?
JIka memang kamu harus pergi, berilah aku waktu sedikit lebih panjang untuk menikmati
saat-saat terakhir bersamamu. Meski tidak lama, hanya sebentar, seperti senja yang senantiasa
kamu lukis, atau seperti ciuman pertama kita yang ragu-ragu. Berilah aku waktu sedikit lebih panjang
untuk memelukmu, karena aku belum mengungkapkan seluruhnya yang ingin kukatakan kepadamu.
Ironis, Ruth. Kamu berkata �Aku sayang kamu� tepat pada saat kamu harus meninggalkanku.
- Areno
Di penghujung Maret yang basah, saya mendapat kabar gembira.
Novel saya yang terbaru akan segera terbit lewat penerbit Gramedia Pustaka Utama. Judulnya: Surat untuk Ruth.
Surat untuk Ruth adalah novel ketiga saya, sekaligus menjadi buku keenam saya. Manuskripnya saya selesaikan, kalau tidak salah, pada bulan Oktober tahun 2013. Naskah tersebut sempat tertunda pengerjaannya karena satu dan lain hal. Namun, pada awal 2014, saya diberitahu oleh editor saya, Siska Yuanita, bahwa Surat untuk Ruth akan segera diproses. Akhirnya, penyuntingan pun dimulai. Tentu saja terdapat revisi di sana-sini. Saya dan Siska saling mengirim naskah hasil revisi dan berdiskusi tentang bagian-bagian yang masih janggal dan perlu diperbaiki. Kerja keras kami selama kurang lebih tiga bulan menemukan muaranya. Naskah sudah beres, cover digarap, dan saya memilih cover yang sekarang sebagai yang saya anggap paling mewakili isi cerita Surat untuk Ruth.
Cerita seperti apa yang saya tulis di Surat untuk Ruth? Ya, benar, masih tentang cinta. Saya belum bosan untuk menulis cerita tentang cinta, beserta luka, kenangan, dan kehilangan yang selalu menyertainya.
Itulah kata kuncinya: kehilangan. Kehilangan dan perpisahan. Dua hal ini yang saya kisahkan dalam Surat untuk Ruth. Apakah kamu pernah mengalami dua peristiwa tersebut? Apakah kamu pernah kehilangan seseorang yang sangat kamu cintai? Apakah kamu pernah terpaksa untuk berpisah dengannya, karena ada hal lain yang tak mengizinkan kalian bersama? Apakah kamu pernah mengalaminya?
Jika jawabannya adalah iya, maka Surat untuk Ruth adalah buku yang saya tulis khusus untukmu.
Agar kamu tidak bertanya-tanya, maka saya akan memberi tahu bahwa Surat untuk Ruth akan terbit pada tanggal 14 April 2014.
Selamat membaca. Selamat terluka.
Bara
Komentar
Posting Komentar