Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

Sebuah Kenangan di Kampus

Gambar
sumber: [Harian Serambi Indonesia, Minggu (23/05/2010)] Sekejab selepas Samir melintas di pintu gerbang masuk kampus Darusalam ketika dalam sebuah tugas penataran guru sastra se-Aceh, di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Samping Kampung, ia masih saja hidup sebagai bujang tanpa menikahi seorang gadis perawan. Aku tau dari status Kartu Tanda Penduduknya tertulis jelas; Belum Kawin. Dua hari disana pikirannya terus saja mengulang kemasa silam sepuluh tahun yang lalu. Sebuah kenangan yang patut diingat kembali pada masa indah nan bahagia itu. Berbilang hari di Darussalam, Samir perjaka tua ting-ting sesekali tersenyum kecil ketika pernah sekali waktu ia mengajak Nurol untuk berbonceng Honda C-70 miliknya untuk pulang bersamaan dengan Nurol yang tak seberapa jauh dari rumah kost Samir. Selepas jam kuliah siang itu. Udara panas kacau balau bukan alang bersebab kota tua gersang tanpa ada lagi pohon pohon dipinggir jalan raya. Para serdadu Satuan Polisi Pura-Pura telah meman...

Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, Eka Kurniawan

Gambar
Saya tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya vakum menerbitkan buku hingga sepuluh tahun lamanya. Beberapa orang teman dan pembaca sempat mengeluhkan buku-buku saya terbit dalam jarak yang terlalu dekat. Saya menyadari itu. Tapi apa boleh buat, mungkin saya tidak memiliki kemampuan untuk menahan diri dari menulis dan menerbitkan tulisan saya. Sungguh, saya sangat ingin bisa menahan diri untuk menerbitkan tulisan saya, sehingga (saya berharap) ketika pada akhirnya ia harus lahir, tulisan tersebut telah matang dan layak untuk dilempar ke khalayak pembaca. Namun, catatan ini bukan tentang saya. Ini tentang sebuah novel berjudul seperti yang saya tulis sebagai tajuk catatan ini. Ini tentang sebuah novel pertama yang ditulis oleh si pengarang setelah sepuluh tahun sejak novel terakhir si pengarang itu terbit. Novel terakhir si pengarang itu berjudul Cantik itu Luka. Sebenarnya, tidak tepat sepuluh tahun jaraknya dengan penulisan novelnya yang baru. Pada halaman terakhir Seperti Dendam, Ri...

Oh Perempuan

Lihat, bulan itu tersenyum Dibalik bayang pucuk dedaunan. Ia menatap paras wajahmu yang tersenyum manis Di balik kerudungmu tersimpan pesona Pada setiap mata yang memandang. Wajahmu bagai air jernih yang mengalir Memberi kesejukan hati pada siapa yang membasuhnya Rupamu adalah cahaya Penerang jiwa bagi yang melihatnya. Engkau adalah perempuan yang lembut hatinya Sungguh beruntung orang yang menjadi kekasihmu Dan bulan iri melihatmu bersenda dibalik bayangnya Suaramu yang merdu dan lembut bagai angin mengelus Pakaian yang menandakan imanmu Kau menjaganya dari pandang orang yang tak pantas Bersyukurlah duhai perempuan Aku iri melihatmu. (Banda Aceh, 5 Agustus 2012)

Yuk Ikut Workshop Cerpen Kompas 25 Juni 2014

Gambar
capture twitter @fajar_arcana | @azirmaop  Anda penikmat sastra dan tertarik ingin menulis cerpen? Ini ada info bagus bagi Anda suka bergiat dengan dunia cerpen. Sambil duduk ngopi sore, saya sengaja merangkum kultwet dari Fajar Arcana via twitternya @fajar_arcana yang beliau twetkan pada Rabu (14/05/2014). Ohya, sesuai info di bio twitternya @fajar_arcana, beliau ini adalah Editor Kompas Minggu. Founder Arcana Foundation. Penulis Novel #Gandamayu , antologi #Samsara & Bunga Jepun. Buku sdg proses 5 Monolog Politik. Mau tanya-tanya, langsung saja ke akun twitternya Bli CAN ya. Berikut ini kumpulan kultwetnya: Sore tweeps, saya akan launch pendaftaran #WorkshopCerpenKompas dan pelaksanaannya nanti. Marik ikuti saya. 1. #WorkshopCerpenKompas terbuka buat siapa saja, asal lolos seleksi tim seleksi Kompas 2. Tim seleksi menetapkan kuota peserta #WorkshopCerpenKompas sebanyak 30 orang. 3. #WorkshopCerpenKompas akan diselenggarakan tgl 25 Juni 2014 di Gedung Kompas Gra...

Cerita Sebelum Mou Helsinki

Gambar
bandarbukuaceh.blogspot.com Judul Buku       : Jejak Damai Aceh Penulis              : Boy Abadz Penerbit            : Bandar Publising, Aceh Cetakan            : I, Agustus 2009 Tebal                : 150 Halanman Ukuran Kertas : 11 cm x 17.5 cm RESENSI NOVEL | Mengamati sebuah perdamaian Aceh seperti seekor anak burung yang baru saja belajar terbang setelah ia dilepas dari sarang oleh sang induknya. Ketika awalnya si anak burung memulai terbang turun bebas ke alam, ada sebuah keraguan di sana. Ia ragu sambil mengepak-ngepakkan sayapnya yang baru saja tumbuh. Melihat kedunia kehidupan sambil memperhatikan sang induk yang samar-samar mengajaknya terbang. Hal yang pertama kali si anak coba lakukan adalah melompat kesatu dahan ranting ...

CPNS DAN NIKAH

Gambar
ilustrasi | ist MINGGU tanggal duapuluh Februari dua ribu sebelas adalah hari yang bahagia bagi sebagian orang dan hari paling mengecewakan bagi banyak orang di Aceh. Betapa tidak, pada hari itu pengumuman Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dikeluarkan. Yang lulus dan menjadi abdi negara dengan rasa haru bahagia akan senantiasa bersyukur dengan segala rahmat ilahi rabbi. Sedangkan yang tidak (belum) lulus dengan rasa kecewa mendalam harus menerima keadaan yang sebenarnya terjadi karena tidak diterima. Lalu berbagai sampah serapah akan dilumatkan pada indikasi dengan banyaknya kolusi yang terjadi pada panitia penerimaan CPNS. Ini wajar saja memang, karena kasus di Pidie Jaya, dua kerabat dekat Wakil Bupati setempat lulus di kabupaten yang baru bermekar itu. Seorang putra Wakil Bupati Pijay lulus dan seorang lagi sebagai keponakan sang Wabup. Maka wajar saja masyarakat menuduh ada �permainan� terhadap kelulusan anak dan keponakannya. Siapa berani jamin itu tidak ada unsur nepotisme? Ada b...

Saya, Mak dan Toga

Gambar
Wisuda Unsyiah, Mei 2010 | Abang, Kakak, Mak dan Saya Waktu masih sebagai mahasiswa akhir, saya pernah menulis sebuah puisi, tahun 2009. Saat itu dimana masa studi saya di Jurusan Teknik Mesin Unsyiah dalam kondisi kritis terancam droup out (DO). Jelang tengah malam, sekitaran jam 03.00 di Laboratorium Gambar Jurusan Teknik Mesin, saya duduk di sebuah bangku beton diluar gedung. Tengah malam jula tepatnya, sunyi begitu terasa. Suara anjing melonglong di belakang kampus jelas sekali terdengar.  Kawan-kawan saya yang juga bernasib sama sedang asyik main game online, umumnya mereka main game poker, judi-judian tidak jelas,  seorang asyik menonton film di laptop. Saya bergerak keluar ruang, duduk sendiri merenung bagaimana raut wajah Mak, kalau seandainya saya tidak bisa menyelesaikan kuliah strata satu di Fakultas Teknik Unsyiah. Malam itu, tiba tiba pikiran saya melayang jauh puluhan ribu meter ke kampung saya di Kutablang, Bireuen. Terbayang wajah Mak saya dengan deru nafasnya...

Belajar Dari Walikota Bandung

Gambar
tribunews.com Kota Bandung yang berada di Provinsi Jawa Barat mengalami perkembangan yang cukup pesat sejak kota berjumlah penduduk 2 juta sekian jiwa itu dipimpin oleh seorang dosen arsitektur dari Institute Teknologi Bandung (ITB), M. Ridwan Kamil, ST., MUD. Kang Emil, sapaan akrab warga Kota Bandung ini lebih sering memilih bersepeda ke kantor Walikota, hal yang tidak lazim dilakukan oleh Bupati/Walikota di Republik Indonesia. Sejak 16 September 2013 ia dilantik sebagai Walikota Bandung bersama Wakilnya Oded M. Danial. Pasangan itu meraih 45 persen suara dari total 950 ribu lebih suara sah. Ridwan-Oden yang mengusung tema kampanye "Bandung Juara" itu menjadi Walikota Bandung periode 2013-2018, mereka diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera, Partai Gerindra dan beberapa partai non-parlemen. Baru enam bulan Ridwan Kamil memimpin, tokoh muda ini cukup banyak terobosan program kreatif yang dilakukan untuk menjadikan Bandung Juara. Beberapa hal unik yang menarik perhatian sa...