tentang melamun



menyimak manusia di jalan raya itu kegiatan yang menyenangkan.

meski lebih sering kerja di dalam ruangan, saya senang berada di luar. merasakan panas matahari dan angin yang berembus. melihat orang-orang, motor, dan mobil yang bergerak.

saya suka melihat sesuatu yang bergerak. karenanya saya senang memperhatikan jalanan. di jalan semuanya bergerak. pergerakan itu memperlihatkan sesuatu yang hidup. saya senang berdiam dan memperhatikan orang-orang lain bergerak. saya suka membayangkan apa yang sedang mereka lakukan, atau ke mana mereka menuju.

di luar ruangan, di jalan raya, semuanya tampak hidup, karena semuanya bergerak. ada yang santai, banyak yang tergesa-gesa. tapi kalau kita perhatikan, sebenarnya orang-orang tidak pernah berhenti bergerak. bahkan ketika tubuh kita berhenti, perasaan dan pikiran kita bergerak.

*

kalau belum pernah, coba sesekali pergi ke tempat makan/minum di luar ruangan dekat jalan raya. lalu cari seseorang dan perhatikan rautnya. kalau sering nongkrong di kafe beramai-ramai, coba sesekali pergi sendir, tapi nggak ke kafe di dalam ruangan, melainkan suatu tempat di luar.

bisa melipir ke minimarket 24 jam lalu parkir di situ. duduk di pelatarannya kalau ada kursi. atau makan di warung yang bisa melihat ke jalan. duduk sendirian, sambil ngemil atau minum kopi.

lalu diam dan simak sekeliling.

lihat orang-orang lewat, menikmati apapun yang sedang terjadi dalam momen tersebut. kalau beruntung, kamu akan menemukan peristiwa menarik. mungkin interaksi antara dua orang yang asing bagimu. atau sekadar kejadian sepele yang tidak akan menarik jika tidak kamu perhatikan, tapi karena kini kamu memperhatikannya, dengan satu dan lain cara kamu melihat hal menarik.

kalau kamu punya pasangan yang juga senang melamun, lebih asyik lagi. bisa melamun bareng. tapi, melamun sendirian juga amat nyaman.

*

menurut saya penting menyediakan waktu melamun untuk menyimak sekeliling, karena kadang-kadang kita terlalu sibuk dengan diri sendiri. saat terlalu sibuk dengan diri sendiri, kita jadi lupa bahwa ada banyak hal yang sedang terjadi di sekitar kita. hal-hal yang menarik pula.

sesekali perlu melupakan diri sendiri untuk menikmati hal-hal kecil yang terjadi di sekeliling-- di luar diri kita. karena, kadang-kadang saat kita memiliki pertanyaan untuk diri sendiri, sebetulnya jawabannya bisa kita temukan dari hal-hal di sekeliling.

nggak harus juga menyimak orang-orang. duduk melamun juga bisa sambil memperhatikan awan bergerak, daun-daun bergoyang-- mengawasi alam.

*

nggak harus juga berusaha mencari peristiwa menarik saat melamun. kadang, kita melakukannya sekadar untuk 'menyadari' keberadaan hal-hal.

saat sibuk sendiri dengan pekerjaan, rencana-rencana, pertemuan-pertemuan, dan semuanya-- kita nggak sadar, di langit sana awan lagi bergerak. kita nggak sadar daun-daun bergoyang ditiup angin; pasir dan debu beterbangan dilewatin mobil. bahkan kita nggak sadar kita lagi bernapas. kita nggak sadar; di dalam tubuh kita, semua organ dari yang besar sampai yang kecil sedang bekerja. jantung lagi memompa darah. paru-paru lagi memompa oksigen dan mengeluarkan karbondioksida; sel-sel darah lagi mengangkut nutrisi ke seluruh tubuh; lambung mencerna.

semuanya bekerja untuk kehidupan kita, tanpa pernah kita sepenuhnya sadari.

diam, melamun, dan menyimak-- membuat kita menyadari bahwa selain hidup kita sendiri, ada banyak hal kecil yang penting sedang berlangsung di waktu bersamaan.

ketika sudah mulai menyadari hal-hal yang jarang kita sadari, hidup dengan segala tantangannya adalah pengalaman indah dan layak disyukuri.  setelah melamun, biasanya jadi dapat suntikan energi untuk menjalani hidup lagi, menghadapi masalah-masalah lagi. jiwa jadi terisi.

*

tentu saja, kadang-kadang melamun juga bikin sedih. itu karena saat melamun kita juga jadi punya kesempatan mendalami perasaan diri sendiri. tapi percayalah, apakah membuat kamu sedih atau bersyukur, berdiam dan melamun akan bikin kamu lebih meresapi hidup. dan, itu menyenangkan. apalagi kalau kamu merasa sudah terlalu hectic dengan kegiatan sehari-hari. ciptakan satu momen 'hening' buat dirimu sendiri. hentikan semuanya untuk sementara waktu.

mari menjadi para pelamun!

*

diskusi, membaca, nonton, bekerja, olahraga-- semua bikin kepala, dompet, dan kesehatan terjaga-- tapi jiwa? jiwa bisa 'terisi' dengan melamun.

ada tiga hal di diri manusia yang, kalau ia ingin baik-baik saja dan merasa lengkap, semuanya harus terisi: yakni pikiran, tubuh, dan jiwa. pikiran (otak) diisi dengan asupan ilmu. informasi dari riset, bacaan, tontonan, diskusi-diskusi dengan orang-orang berilmu, dan berpikir. fisik (tubuh) -- 'diisi' dengan berolahraga. kemampuan motorik anggota tubuh dijaga dengan memfungsikannya, menggunakannya secara rutin. jiwa -- diisi dengan sesuatu yang spiritual. kalau punya agama, diisi dengan beribadah, membangun hubungan sama tuhan.

selain dengan beribadah, bagi saya, 'mengisi jiwa' juga bisa dilakukan dengan cara melamun sendirian. menyimak alam dan lingkungan sekeliling.

seseorang hanya bisa stabil ketika tiga hal tersebut-- pikiran, tubuh, dan jiwa-- berada dalam keseimbangan. semuanya diberi 'nutrisi'. kalau pikiran dan tubuh kamu sudah terisi, tapi jiwa tidak, mungkin di saat-saat tertentu kamu akan merasa seperti 'kosong' atau 'hampa'. kalau pikiran dan jiwa kamu sudah terisi, tapi tubuh tidak, suatu waktu akan jatuh sakit karena kesehatan nggak terjaga. kalau jiwa dan tubuh kamu terisi, tapi pikiran tidak, mungkin kamu bisa ketinggalan dengan semua informasi di dunia yang berjalan cepat.

kalau dalam islam, semua yang ada di alam ini bertasbih kepada tuhan. jadi saat kita menyimak alam, kita sedang mendengarkan mereka bertasbih. mendengarkan alam bertasbih mungkin sama seperti mendengarkan orang lain bertasbih atau mengaji, kita cuma dengar tapi kecipratan pahala.

*

mari menarik diri sejenak dari kesibukan dan arus waktu. bungkus diri sendiri dengan selubung transparan. melamun. menikmati suasana sekitar. menyadari pergerakan alam.


menyimak diri sendiri dengan mencermati sekitar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Brothers Karamazov, Fyodor Dostoyevsky

Nasi Kuning Paling Enak di Gorontalo

Rio Johan: Aku Ingin Melihat Sejauh Mana Aku Bisa Terus Menulis