Postingan

Mbongnya Orang Aceh

Mbong dalam bahasa Aceh bisa dikaitkan dengan arti sombong dalam bahasa Indonesia. Sifat ini mungkin sebagai watak dan karakter dari orang yang hidup di Aceh. Kesimpulan ini hanya bersifat dari pribadi saya tanpa hasil penelitian ilmiah, hanya (mungkin) perasaan dan pengalaman pribadi apa yang pernah saya rasa saja.  Di Aceh, sifat sombong kerap jadi sifat paling tinggi dalam kehidupannya. Istilahnya itu dikenal dengan 'mbong'. Ya gengsinya orang Aceh itu besar, dalam hal fesyen, pergaulan, pamer harta dan kesuksesan misalnya. Hingga kemudian hadir plesetan: "untung saya ada mbong, kalau ngak, sudah dari kemarin digigit anjing. Cuma ini anjing ngak berani, karena mbong saya besar" sebegitunya lelucon pernah berbagi kabar dari mulut ke mulut. Saya mendengarkan itu dari seorang teman yang sering kali mengulang-ulang kalimat itu.  Ada lagi lelucon satir yang pernah saya dengar dalam menggambarkan sifat 'mbong' itu tadi. Cerita bermula pada seandainya ada tumpu...

Review Jatuh Cinta

Gambar
�Karakter-karakter yang misterius, dialog-dialog yang menggelitik, solilokui dan narasi yang sarat refleksi. Bernard menggambarkan buruknya negeri ini dengan kalimat-kalimat yang rapi dan tersirat.� (Revius Webzine) �Cerita-ceritanya menembus batas nalar, namun pijakannya tetap membumi. Bernard lihai menciptakan imaji bertaji dan mengontrol indera pembaca dengan kemampuannya bertutur dalam cerita.� (Buruan.co) �Kisah-kisah cinta Bernard Batubara memukau saya. Ia berkisah tentang malaikat lugu yang jatuh cinta kepada manusia hingga lelaki yang jatuh cinta kepada pembakar perpustakaan kota. Caranya menggambarkan percintaan sepasang kekasih kadangkala memberi ruang kepada kita untuk membayangkan adegan yang lebih panjang lagi, seperti yang tersedia dalam kalimat: � Mereka bercampur dalam kegelapan seperti malam-malam sebelumnya�. Dalam kisah-kisah cintanya ini pula ikut terungkap situasi sosial dan masalah kemanusiaan di dunia kontemporer kita.� (Linda Christanty) �Saya menemukan proses ...

Nangkring SaatnyaNonTunai, Bandar Publising Wakafkan Buku Untuk Kompasiana

Kompasiana bekerjasama dengan Bank Indonesia(BI) menggelar kegiatan �Jelajah Non Tunai Bersama Bank Indonesia� sebagai bagian dari Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) dari BI. Acara nangkring itu berlangsung meriah dan seru di Aula BI Perwakilan Aceh, Sabtu (25/04/2015) Kegiatan itu dihadiri oleh seratusan lebih kompasianer di Aceh. Acara dipandu dengan kocak oleh Iskandar Zulkarnen yang akrab disapa Isjet. Sang admin dari kompasiana. Tanah Aceh bagi Isjet tidak lah asing, ini yang kesekian kalinya ia menginjakkan kakinya di Banda Aceh. Pada tahun 2011, Kompasiana juga mengadakan acara Blogshop Kompasiana bersama Telkomsel di The Pade Hotel. Isjet hadir menjadi pemateri tentang perkembangan media sosial era sekarang ini.  Jelajah Non Tunai Bersama Bank Indonesia menghadirkan empat pemateri dari Jakarta. Menariknya hadir salah satu pemateri dari Bank Indonesia, Teuku Munandar. Pemuda yang juga kompasianer kelahiran Pagar Air Banda Aceh sekarang ini bekerja di staf salah satu deputi di...

Komunitas Kompasianer Aceh Dideklarasikan

Gambar
Sesi Foto Kompasianer Aceh bersama Admin Kompasiana, Bank Indonesia dan Beberapa perwakilan bank di Aceh | foto  @iloveaceh      Banda Aceh � Komunitas Kompasianer Aceh (KKA) akhirnya terbentuk di Banda Aceh. Deklarasi itu dilakukan pada acara Jelajah Non Tunai Bersama Bank Indonesia (BI) yang berlangsung di Aula BI Perwakilan Aceh, Sabtu (25/04/2015) Inisiatif itu awalnya muncul dari hasil kopi darat beberapa kompasianer Aceh yang minum kopi bareng Pepih Nugraha, Iskandar Zulkarnen, admin kompasiana dan teman-teman kompasianer Aceh lainnya di Warung Kopi Solong Mini, Banda Aceh, Jumat malam (24/04/2015. Awalnya seorang blogger senior Aceh, Taufik Al Mubarak yang memunculkan nama itu dalam obrolan diwarkop yang berlangsung hangat dan penuh cerita. Lalu Sabtu, saat acara Jelajah Non Tunai Bersama BI, wacana itu kian mencuat saat Taufik dalam sesi tanya-jawab dengan pemateri kembali melemparkan wacana tersebut dan disepakati oleh para peserta #nangkring #SaatnyaNonTun...

Tgk H Faisal Kembali Pimpin PWNU Aceh

Gambar
Warga Muda NU Aceh memasang bendera untuk persiapan Konferwil XIII NU Aceh di Asrama Haji - Banda Aceh (17-19/04/2015) Banda Aceh,  NU Online -  Peserta Konferensi Wilayah Nahdlatul Ulama XIII NU Aceh akhirnya bermusyawarah mufakat untuk meminta kembali Tgk H Faisal Ali sebagai Ketua PWNU Aceh periode 2015-2015. Untuk Rais Syuriyahnya, mereka meminta Tgk H Nuruzzahri Yahya. Keinginan itu mencuat dalam pandangan dari pengurus cabang-cabang NU seanterao Aceh pasca penyampaian Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) PWNU Aceh periode 2009-2014. Konferwil NU Aceh itu berlangsung secara akrab penuh kebersamaan, walaupun sebelumnya muncul beberapa nama kandidat ketua PWNU Aceh. Konferwil XIII NU Aceh itu diikuti oleh 23 kabupaten dan kota di Provinsi Aceh. Forum ini berlangsung di Asrama Haji Banda Aceh sejak Jum�at-Ahad (17-19/4). Forum ini dibuka oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj. Hadir pada malam pembukaan konferwil itu Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Wali Nanggroe Malik Mahmud Al-H...

Lem Faisal Kembali Pimpin NU Aceh

Gambar
Foto Bersama Rais Syuriyah PWNU Aceh, Waled Nu dan Ketua Tanfidziyah PWNU Aceh, Tgk H Faisal Ali, Asrama Haji (Minggu, 19/04/2015) | koleksi pribadi   BANDA ACEH | ACEHKITA.COM � Peserta Konferensi Wilayah kembali mempercayakan Teungku Faisal Ali atau yang akrab disapa Lem Faisal untuk memimpin Nahdhatul Ulama Aceh periode 2015-2020. Ketua Koordinator Komunikasi dan Informasi Konferwil NU Aceh, Muhadzdzier M. Salda menyebutkan, Lem Faisal ditetapkan secara aklamasi oleh para peserta kongres. Sedangkan Teungku Nuruzzahri Yahya atau Waled Nu dipercayakan sebagai Rais Syuriah PWNU Aceh. �Beliau berdua mendapatkan dukungan penuh dan permintaan dari pengurus cabang se-Aceh untuk memimpin kembali NU di Aceh,� kata Muhadzdzier kepada acehkita.com, Ahad (19/4/2015) malam. Konferwil NU digelar sejak 17 April lalu dan berakhir Ahad sore. Konferensi yang diikuti 375 peserta dari unsur PWNU, badan otonom, dan pengurus cabang ini dibuka oleh Ketua Umum PBNU Prof Said Aqil Siradj Jumat malam. Gu...

Sepotong Cerita tentang Seorang Pria Pianis

Gambar
Waktu itu pertengahan maret, malam hari, saya menghadiri acara pembukaan sebuah festival sastra internasional di sebuah tempat di bilangan Cikini, dan selama tak kurang dari tiga puluh menit, saya menyaksikan keindahan yang belum pernah saya lihat seumur hidup saya. Saya dan banyak orang lain berada di sebuah ruangan. Teater Kecil, namanya. Ya, kami sedang di Taman Ismail Marzuki, menonton malam pembuka Asean Literary Festival 2015. Setelah melihat pembacaan puisi, muncullah sesosok pria berpakaian rapi, memberi salam ke arah kami, lalu ia pun duduk di singgasananya: sebuah bangku panjang yang berada tepat berhadapan dengan grand piano. Ia mengangkat kedua telapak tangan ke udara, lalu mulai memencet tuts-tuts piano. Selama beberapa menit, saya tersihir. saya yakin, orang-orang lain di dalam teater kecil itu juga terkesima. Pria di atas panggung yang sedang bermain piano itu sesungguhnya tidak sedang bermain piano. Saya yakin ia sedang merapal mantra lewat bunyi-bunyian. Dan benarlah, ...