Review Jatuh Cinta




�Karakter-karakter yang misterius, dialog-dialog yang menggelitik, solilokui dan narasi yang sarat refleksi. Bernard menggambarkan buruknya negeri ini dengan kalimat-kalimat yang rapi dan tersirat.� (Revius Webzine)

�Cerita-ceritanya menembus batas nalar, namun pijakannya tetap membumi. Bernard lihai menciptakan imaji bertaji dan mengontrol indera pembaca dengan kemampuannya bertutur dalam cerita.� (Buruan.co)

�Kisah-kisah cinta Bernard Batubara memukau saya. Ia berkisah tentang malaikat lugu yang jatuh cinta kepada manusia hingga lelaki yang jatuh cinta kepada pembakar perpustakaan kota. Caranya menggambarkan percintaan sepasang kekasih kadangkala memberi ruang kepada kita untuk membayangkan adegan yang lebih panjang lagi, seperti yang tersedia dalam kalimat: �Mereka bercampur dalam kegelapan seperti malam-malam sebelumnya�. Dalam kisah-kisah cintanya ini pula ikut terungkap situasi sosial dan masalah kemanusiaan di dunia kontemporer kita.� (Linda Christanty)

�Saya menemukan proses pendewasaan dalam cerpen-cerpen Bara kali ini; tema yang gelap dan satir. Cinta yang ia ungkap bukan lagi hanya sebatas manis dan perih, tetapi juga sisi gelap. Apakah lebih bagus atau tidak? Saya rasa bergantung pada selera pembaca. Sebagian akan kehilangan ciri Bara yang pernah mereka kenal, tetapi mungkin sebagian yang lain akan menyambut baik proses pendewasaannya ini. � (Dewi �Dee� Lestari)


Baca review atas buku terbaru saya Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri di sini:


Kalau kamu menemukan review atas buku ini atau kamu menulis reviewmu sendiri, jangan ragu untuk beri tahu saya. Saya akan baca dan pajang review kamu di halaman ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Brothers Karamazov, Fyodor Dostoyevsky

Nasi Kuning Paling Enak di Gorontalo

Rio Johan: Aku Ingin Melihat Sejauh Mana Aku Bisa Terus Menulis