Lem Faisal Kembali Pimpin NU Aceh

Foto Bersama Rais Syuriyah PWNU Aceh, Waled Nu dan Ketua Tanfidziyah PWNU Aceh, Tgk H Faisal Ali, Asrama Haji (Minggu, 19/04/2015) | koleksi pribadi  

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM � Peserta Konferensi Wilayah kembali mempercayakan Teungku Faisal Ali atau yang akrab disapa Lem Faisal untuk memimpin Nahdhatul Ulama Aceh periode 2015-2020.

Ketua Koordinator Komunikasi dan Informasi Konferwil NU Aceh, Muhadzdzier M. Salda menyebutkan, Lem Faisal ditetapkan secara aklamasi oleh para peserta kongres. Sedangkan Teungku Nuruzzahri Yahya atau Waled Nu dipercayakan sebagai Rais Syuriah PWNU Aceh.

�Beliau berdua mendapatkan dukungan penuh dan permintaan dari pengurus cabang se-Aceh untuk memimpin kembali NU di Aceh,� kata Muhadzdzier kepada acehkita.com, Ahad (19/4/2015) malam.

Konferwil NU digelar sejak 17 April lalu dan berakhir Ahad sore. Konferensi yang diikuti 375 peserta dari unsur PWNU, badan otonom, dan pengurus cabang ini dibuka oleh Ketua Umum PBNU Prof Said Aqil Siradj Jumat malam.

Gubernur Aceh Zaini Abdullah, dalam sambutan pembukaan Konferwil, berharap NU dapat menghalau perkembangan ideologi kelompok radikal ISIS di Aceh. Selain itu, Gubernur juga berharap agar kalangan NU memberantas ajaran sesat yang meresahkan masyarakat.

Konferensi Wilayah NU Aceh ke-13 ini ditutup pada Ahad sore oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar. Ia berharap, kader NU Aceh agar tetap menjaga teguh pemahamanahlussunnah wal jamaah sebagai pedoman dasar dan menjadi khittah perjuangan organisasi tersebut.

Ia juga berpesan agar kader NU mengusung Islam yang damai dan rahmat bagi semesta alam. �Pegang teguh ini sebagai landasan kita, dan NU cinta damai,� ujar Marwan.

Selain itu, Marwan juga meminta kepada para warga NU agar ikut serta mengawasi program-program pemerintah, terutama program yang dijalankan oleh Kemdes PDTT. �Agar bisa berjalan maksimal dan tepat sasaran,� tukasnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf berharap warga nahdiyin berkonstribusi aktif dalam mengisi pembangunan Aceh. �Dan tantangan-tantangan tersebut tentu tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah saja, tapi juga menjadi beban tanggung jawab kita bersama seluruh elemen masyarakat, termasuk Nahdhatul Ulama,� kata Muzakir. []

sumber: AcehKita.Com 19 April 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Brothers Karamazov, Fyodor Dostoyevsky

Nasi Kuning Paling Enak di Gorontalo

Rio Johan: Aku Ingin Melihat Sejauh Mana Aku Bisa Terus Menulis