NASKAH DRAMA UNTUK ANAK SMP
SAHABAT UNTUK SALMA
Adegan 1
Ruang kelas masih sepi, Naira sudah masuk kelas. Dia sedang berbincang-bincang dengan Yusuf dan Rahmi.
Naira : Akhir-akhir ini kulihat Salma sering datang terlambat
Rahmi : Iya, ada apa ya? Biasanya dia terkenal paling disiplin. Kita belum datang saja dia sudah di kelas. Ini sejak dua hari yang lalu dia terlambat terus?
Naira : Entahlah, Salma jadi aneh belakangan ini. Dia lebih suka menyendiri. Kita seharusnya sebagai sahabat yang baik mengetahui apa yang diderita Salma saat ini.
Yusuf : (Mendekati Naira & Rahmi ) Iya, betul itu. Tidak beriman seseorang sebelum mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri.
Rahmi : Baiklah, nanti kita tanyakan saja ke Salma tentang masalah apa yang dia hadapi hingga sering terlambat sekolah
Yusuf : Jangan, lebih baik kita cari tahu sendiri.
Naira : Caranya ?
Yusuf : Kebetulan kemaren sore aku lihat Salma baru keluar dari rumah Zaza. Itulah, teman kita yang sok kaya dan kecentilan itu?
Rahmi : Hah, yang bener?
Naira : Wah, kita harus bertindak cepat. Aku merasa ada hal yang aneh dengan mereka. Pantas saja Salma semakin akrab dengan Zaza.
Adegan 2
Salma membereskan kamar Zaza yang berserakan. Dia punguti sampah dan kertas bekas bungkus makanan di kamar Zaza kemudian Zaza masuk bersama Ayudya.
Zaza : Eh, ada pembantu baru di rumah ini!
Ayudya : hahahaha, kerja ya Bu? Kasihan amat�
Salma : (Diam , memunguti sampah di kamar Zaza)
Zaza : (mendekat) Hei, kau tuli? Disapa malah diam! Jarang-jarang kita sapa pembokat seperti kamu. (menarik kerudung Salma) Hai, kamu! Kalau ada orang yang ajak bicara ya tatap dong? Daim saja. Bisu apa?
Ayudya : kita buka saja jilbabnya si Salma itu. Kita gunduli rambutnya. Bagaimana, Zaza?
Salma : Ampun, jangan lakukan itu. Jangan..
Zaza : Ampun? Hahaha.. sepertinya ide kamu bagus juga Ayudya. Kamu pegagngi dia.
Ayudya : ( mendekat dan memgangi tangan Salma)
Salma : Tolong, jangan lakukan itu. Tolong.. Rambut itu mahkota wanita, Allah tidak menyukai wanita yang mempunyai rambut pendek. Aku tidak mau itu. Jadi tolong, jangan lakukan..
Zaza : Sudah, diam! Kamu mau dibayar berapa untuk rambut gundul nanti? Uang bagiku tak masalah.
Salma : (meronta) Tidak! Aku tidak butuh uang.
Ayudya : Huuuh, sudah miskin saja sombong
Salma : Tolong, jangan lakukan itu padaku
Zaza : Kamu pegangi yang kuat. Aku ambil gunting dulu
Ayudya : siip..
Salma : ( berusaha melepaskan diri dari pegangan Ayudya namun tak mampu)
Zaza : (mendatangi Salma, emnggunting rambut Salma )
Hahaha, rasakan kamu Salma.
Salma : Tolong, jangan lakukan ini (Menangis)
Adegan 3
Yusuf, Naira dan Rahmi berdiri di depan rumah Zaza. Mereka mendengar suara Salma yang menjerit meminta pertolongan.
Salma : ( keluar dari rumah dan lari)
Naira : Salma, tunggu!! (mengejar Salma kemudian diikuti Yusuf dan Rahmi)
Rahmi : Salma!!!
Adegan 4
Sebuah mobil menabarak Salma yang sedang lari di tepi jalan. Salma tergeletak tak berdaya. Naira, Yusuf, dan Rahmi mengejar Salma yang sudah tergeletak tak berdaya.
Naira : Salmaaaaaaaaaaaaaaaa!!! ( mendekap Salma)
Rahmi : Salma, bangun! Bangun Salma!
Salma : (tergeletak tak berdaya namun masih bernafas) Maafkan aku sahabat, akuu..
Naira : Sudahlah, jangan bicara lagi. Kita bawa ke rumah sakit terdekat.
Rahmi : Yusuf, bantu kami membawa Salma ke Rumah sakit
Yusuf : Ba. Ba. Ba. Baiiik..
Adegan 5
Salma berbaring di ranjang, tak berdaya. Naira dan Rahmi mendampingi Salma.
Naira : Bagaimana keadaanmu, Salma?
Rahmi : Iya, bagaimana kamu? Tidak apa-apa, kan?
Salma : Alhamdulillah, hanya sedikit lecet.
Yusuf : Memangnya kamu kenapa?
Salma : Zaza dan Ayudya memotong rambutku. Mereka menggunduliku.
Naira : Innalillah.. jahat sekali mereka!
Salma : Sudahlah, aku tidak apa-apa. Aku sudah memaafkan mereka. Di bulan Ramadhan ini kita tak boleh marah, itu mengurangi pahal puasa kita. Tidak baik, bisa-bisqa pahala kita berkurang.
Rahmi : Tapi perbuatan mereka melewati batas. Kami tidak terima!
Salma : Sudah.. jangan diperpanjang.
Yusuf : (mendekati Salma) maaf, memangnya kamu di rumah Zaza sedang apa?
Salma : Aku kerja di rumah Zaza
Naira : Hah, kerja? Untuk apa?
Salma : Kebetulan uang jatah bulananku habis. Aku belum mendapat kiriman uang dari Ayah di kampong
Naira : Mengapa kamu tidak jujur dengan kami?
Salma : Maaf, aku tidak mau merepotkan teman-teman
Naira : Setidaknya kami bisa meminjamimu uang.
Rahmi : Iya, kami bisa bantu kamu Salma
Yusuf : Sahabat itu lebih indah. Harusnya kamu jujur kepada kami. Di bulan Ramadhan ini akan dilipatgandakan pahala kebaikannya, dan akan dimaafkan segala kesalahan kita.
Salma : Baiklah, aku minta maaf atas kesalahanku
Naira : Sudahlah, yang penting kamu jangan seperti itu lagi.
Salma : Iya, aku janji.
Rahmi : Alhamdulillah�
Adegan 1
Ruang kelas masih sepi, Naira sudah masuk kelas. Dia sedang berbincang-bincang dengan Yusuf dan Rahmi.
Naira : Akhir-akhir ini kulihat Salma sering datang terlambat
Rahmi : Iya, ada apa ya? Biasanya dia terkenal paling disiplin. Kita belum datang saja dia sudah di kelas. Ini sejak dua hari yang lalu dia terlambat terus?
Naira : Entahlah, Salma jadi aneh belakangan ini. Dia lebih suka menyendiri. Kita seharusnya sebagai sahabat yang baik mengetahui apa yang diderita Salma saat ini.
Yusuf : (Mendekati Naira & Rahmi ) Iya, betul itu. Tidak beriman seseorang sebelum mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri.
Rahmi : Baiklah, nanti kita tanyakan saja ke Salma tentang masalah apa yang dia hadapi hingga sering terlambat sekolah
Yusuf : Jangan, lebih baik kita cari tahu sendiri.
Naira : Caranya ?
Yusuf : Kebetulan kemaren sore aku lihat Salma baru keluar dari rumah Zaza. Itulah, teman kita yang sok kaya dan kecentilan itu?
Rahmi : Hah, yang bener?
Naira : Wah, kita harus bertindak cepat. Aku merasa ada hal yang aneh dengan mereka. Pantas saja Salma semakin akrab dengan Zaza.
Adegan 2
Salma membereskan kamar Zaza yang berserakan. Dia punguti sampah dan kertas bekas bungkus makanan di kamar Zaza kemudian Zaza masuk bersama Ayudya.
Zaza : Eh, ada pembantu baru di rumah ini!
Ayudya : hahahaha, kerja ya Bu? Kasihan amat�
Salma : (Diam , memunguti sampah di kamar Zaza)
Zaza : (mendekat) Hei, kau tuli? Disapa malah diam! Jarang-jarang kita sapa pembokat seperti kamu. (menarik kerudung Salma) Hai, kamu! Kalau ada orang yang ajak bicara ya tatap dong? Daim saja. Bisu apa?
Ayudya : kita buka saja jilbabnya si Salma itu. Kita gunduli rambutnya. Bagaimana, Zaza?
Salma : Ampun, jangan lakukan itu. Jangan..
Zaza : Ampun? Hahaha.. sepertinya ide kamu bagus juga Ayudya. Kamu pegagngi dia.
Ayudya : ( mendekat dan memgangi tangan Salma)
Salma : Tolong, jangan lakukan itu. Tolong.. Rambut itu mahkota wanita, Allah tidak menyukai wanita yang mempunyai rambut pendek. Aku tidak mau itu. Jadi tolong, jangan lakukan..
Zaza : Sudah, diam! Kamu mau dibayar berapa untuk rambut gundul nanti? Uang bagiku tak masalah.
Salma : (meronta) Tidak! Aku tidak butuh uang.
Ayudya : Huuuh, sudah miskin saja sombong
Salma : Tolong, jangan lakukan itu padaku
Zaza : Kamu pegangi yang kuat. Aku ambil gunting dulu
Ayudya : siip..
Salma : ( berusaha melepaskan diri dari pegangan Ayudya namun tak mampu)
Zaza : (mendatangi Salma, emnggunting rambut Salma )
Hahaha, rasakan kamu Salma.
Salma : Tolong, jangan lakukan ini (Menangis)
Adegan 3
Yusuf, Naira dan Rahmi berdiri di depan rumah Zaza. Mereka mendengar suara Salma yang menjerit meminta pertolongan.
Salma : ( keluar dari rumah dan lari)
Naira : Salma, tunggu!! (mengejar Salma kemudian diikuti Yusuf dan Rahmi)
Rahmi : Salma!!!
Adegan 4
Sebuah mobil menabarak Salma yang sedang lari di tepi jalan. Salma tergeletak tak berdaya. Naira, Yusuf, dan Rahmi mengejar Salma yang sudah tergeletak tak berdaya.
Naira : Salmaaaaaaaaaaaaaaaa!!! ( mendekap Salma)
Rahmi : Salma, bangun! Bangun Salma!
Salma : (tergeletak tak berdaya namun masih bernafas) Maafkan aku sahabat, akuu..
Naira : Sudahlah, jangan bicara lagi. Kita bawa ke rumah sakit terdekat.
Rahmi : Yusuf, bantu kami membawa Salma ke Rumah sakit
Yusuf : Ba. Ba. Ba. Baiiik..
Adegan 5
Salma berbaring di ranjang, tak berdaya. Naira dan Rahmi mendampingi Salma.
Naira : Bagaimana keadaanmu, Salma?
Rahmi : Iya, bagaimana kamu? Tidak apa-apa, kan?
Salma : Alhamdulillah, hanya sedikit lecet.
Yusuf : Memangnya kamu kenapa?
Salma : Zaza dan Ayudya memotong rambutku. Mereka menggunduliku.
Naira : Innalillah.. jahat sekali mereka!
Salma : Sudahlah, aku tidak apa-apa. Aku sudah memaafkan mereka. Di bulan Ramadhan ini kita tak boleh marah, itu mengurangi pahal puasa kita. Tidak baik, bisa-bisqa pahala kita berkurang.
Rahmi : Tapi perbuatan mereka melewati batas. Kami tidak terima!
Salma : Sudah.. jangan diperpanjang.
Yusuf : (mendekati Salma) maaf, memangnya kamu di rumah Zaza sedang apa?
Salma : Aku kerja di rumah Zaza
Naira : Hah, kerja? Untuk apa?
Salma : Kebetulan uang jatah bulananku habis. Aku belum mendapat kiriman uang dari Ayah di kampong
Naira : Mengapa kamu tidak jujur dengan kami?
Salma : Maaf, aku tidak mau merepotkan teman-teman
Naira : Setidaknya kami bisa meminjamimu uang.
Rahmi : Iya, kami bisa bantu kamu Salma
Yusuf : Sahabat itu lebih indah. Harusnya kamu jujur kepada kami. Di bulan Ramadhan ini akan dilipatgandakan pahala kebaikannya, dan akan dimaafkan segala kesalahan kita.
Salma : Baiklah, aku minta maaf atas kesalahanku
Naira : Sudahlah, yang penting kamu jangan seperti itu lagi.
Salma : Iya, aku janji.
Rahmi : Alhamdulillah�
Komentar
Posting Komentar