Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Apa Sebetulnya yang Harus Ditulis oleh Penulis Indonesia?

Beberapa waktu lalu, saya membaca sebuah artikel menarik yang membahas tentang dunia sastra . Artikel tersebut adalah rekaman wawancara dengan seorang penerjemah karya sastra bernama Gioia Guerzoni. Menurut paragraf pembuka artikel itu, Gioia Guerzoni yang berkewarganegaraan Italia adalah satu dari segelintir orang yang ikut memperkenalkan karya-karya sastra Asia kepada khalayak pembaca Eropa. Belakangan, Guerzoni fokus menerjemahkan karya-karya sastra Asia Tenggara. Pertengahan terakhir tahun 2013, saya lebih banyak membaca buku-buku luar ketimbang buku-buku penulis Indonesia. Kebanyakan adalah buku-buku peraih penghargaan sastra, baik itu Nobel Prize maupun Pulitzer Prize. Seiring membaca buku-buku tersebut, secara polos saya menyimpan keinginan yang muluk dalam dada saya: saya ingin menjadi seperti mereka, menulis buku yang dibahas orang sedunia dan memenangi penghargaan sastra paling bergengsi di dunia. Keinginan yang konyol, memang. Tapi biarlah bagian diri saya yang polos t...

Ibu, Maaf Saya Belum Wisuda!

Gambar
Tabloid Detak Unsyiah - September 2009 Menatap tangis dalam gelap malam. Sahut sahutan suara jangkrik ketakutan Sepi itu menyeruak dalam desah angin malam Sesaat aku terbayang Seolah olah seakan akan Wajah ibu dalam gelap malam Sepi kurindu saat hati ini di balut kegelisahan. Perempuan setengah abad itu memberikan jiwa dalam lukaku Sayup sayup ku mendengar suara ibu Jika hari terakhir dalam hidup kehidupannya Ia menatap ke arahku yang berkeruh Menebar senyum kebahagiaan di wajahnya �Apa Ibu ingin berkata sesuatu?� Gumamku dalam hati saat itu. Dua puluh tujuh tahun sudah ia menemaniku Bayang suka duka menyelimuti hidup kami Sembilan bulan dalam menjejak langkah kakinya dimuka bumi, berat sekali! Membawaku serta saat ia menunjukkan pada tetangga. Ia bangga. Itu, dua puluh tujuh tahun lalu. Merantau ke negeri entah berantah. Pejabatnya kurang sedap pada rakyat. Seperi tikus bersarang dalam lumbung padi. Hati mereka tak pernah merasa sepi Berguru pada Syiah Kuala Berdesak desak dalam bus ...

Proyek Membaca 2014: Kalender Baca

Gambar
Jujur saja, sejak aktif di Twitter, kemampuan membaca buku saya memburuk. Waktu SMP, saya bisa merampungkan Harry Potter and The Goblet of Fire yang tebalnya lebih dari 1.000 halaman itu dalam waktu tiga hari. Sekarang, jangankan menyelesaikan satu bab novel, membaca satu halaman saja rasanya berat. Lupakan novel 300 halaman ke atas, melihatnya pun sudah membuat kepala saya pusing. Akhirnya buku-buku yang bisa saya selesaikan hanya buku kumpulan puisi atau cerpen. Atau, novel di bawah 200 halaman, itupun butuh waktu berminggu-minggu. Dalam setengah tahun terakhir, saya menguras isi tabungan cukup banyak untuk melampiaskan sifat impulsif saya terhadap buku. Sejauh yang mampu saya ingat, setidaknya saya membeli hampir seratus buku baru tahun ini. Indonesia dan luar negeri (belakangan saya lebih sering membeli buku-buku luar negeri). Buku-buku tersebut kini menumpuk di dalam kamar, tak terbaca. Tepatnya, belum saya baca. Saya membuat prioritas buku mana yang ingi...

Sebutir Peluru di Atas Meja

Gambar
sumber: situs AJNN.NET Minggu, 29 Desember 2013 Suatu Siang, Anak Anak Lampu'uk | koleksi pribadi SORE yang cerah pada hari Sabtu di akhir bulan Desember tahun lalu. Karim duduk sambil bersiul di teras rumah kontrakannya. Ia membakar  sebatang rokok. Eh, bukan sebatang, hanya tinggal saja setengah batang. Boleh disebut puntung rokok, yang diambilnya dari asbak rokok. Ini zaman sulit, pikirnya. Hari-hari akhir bulan sebagai mahasiswa yang jauh dari orang tuanya di kampung, di pedalaman Kabupaten Campa Utara. Jika berharap kiriman orang tua,  yang belum jatuh tempo harinya adalah bukan pikiran yang tepat. Kalaupun ia dapat kiriman, setengah dari itu harus bayar hutang di warung kopi Apadolah. Setengahnya lagi, berhemat-hematlah dia bertahan hidup selama sebulan dengan uang itu. Tapi tak mengapa, pertengahan bulan depan Karim bisa dapat jatah makan di kampus. Sebab ia ada buat kegiatan di Unit Kegiatan Mahasiswa. Ada banyak anggaran disana, sebab anggaran itu di don...