Saatnya Blogger NU Menulis
DALAM Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata muktamar dijelaskan sebagai berikut: muk.ta.mar [n] konferensi; kongres; rapat; perundingan; pertemuan. Sederhananya orang mengetahui muktamar diartikan sebagai tempat pertemuan besar, musyawarah besar pada sebuah organisasi tertentu dalam menjalankan dan atau menyusun konsep ideologi sebuah organisasi tertentu untuk menjalankan/mengevaluasi visi dan misinya.
Perkembangan zaman dari waktu ke waktu, era media sosial sekarang ini menjadikan sebagai wadah berkumpul banyak orang dari berbagai kalangan dan profesi. Nahdhatul Ulama (NU) sebagai sebuah organisasi massa tertua di Indonesia terus berkembang. Menjadi ormas dengan massa paling banyak di negera mayoritas muslim ini sudah berkali-kali melakukan muktamar diberbagai tempat dan waktu.
Organisasi NU sejak dulu menjaga hubungan silaturahim sesama warga NU di dunia nyata dengan melakukan berbagai kegiatan keagamaan dan kebangsaan untuk terus bergerak, bekerja dalam memajukan anak anak bangsa ke arah yang lebih baik. Mendidik anak bangsa menjadi insan yang berguna bagi ummat atau dunia maya (internet) dengan berbagai aplikasi media sosial semacam facebook, twitter, dan blogger dan lain sebagainya. Dimana kita tau, kekuatan media sosial ini cukup penting di era teknologi informasi.
Saya awalnya menemukan informasi tentang wacara muktamar para blogger NU itu di akun twitter @nu_online tetang akun @bloggernu, lepas saya follow kemudian jadi makin menarik soal wacana untuk dibangun -semacam blog khusus- bagi para kaum nahdliyyin diseluruh dunia. Ini menariknya bagi saya yang kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Aceh sedang dalam masa belajar menulis. Saya adalah pemilih blog www.cerpen-night.blogspot.com berharap bisa menjadi muktamirin (peserta blogger NU) yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini, menjadi ajang berkumpul warga NU punya bakat dan minat dalam menulis.
Muktamar blogger NU sangat penting sekali dilaksanakan sebagai wadah dalam memasyarakatkan warga NU menulis. Tradisi menulis dikalangan NU bukanlah hal yang baru, sejak dulu kala telah dilakukan oleh pendiri dan sesepuh NU. Sebutlah nama Mahbud Junaidi, seorang pendiri PMII dan sesepuh NU adalah seorang penulis besar yang pernah dimiliki oleh bangsa ini, statemennya soal menulis disebutkan bahwa: �Saya akan menulis dan terus menulis hingga saya tak mampu lagi menulis.�
Lalu ada KH. Mustafa Bisri, seorang penyair, budayawan, tokoh besar NU yang sampai sekarang masih sering menulis sajak-sajak kritik sosial dan bangsa, dia juga aktif menulis dikoran nasional. Ketua Tanfidziah PBNU sekarang ini, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, MA juga penulis yang kerap kita membaca tulisannya terhadap persoalan bangsa di koran koran nasional.
Mantan Presiden Indonesia, Gus Dur di era tahun 1980-an, sebagaimana yang saya baca di jumpueng.blogspot.com/2013/12/cerita-gur-dur-jadi-kolomnis-tempo.html adalah seorang penulis di kolom opini Majalah Tempo. Rajinnya Gus Dur menulis membuat pihak redaksi dibawah redaktur Syu�bah Asa harus menyediakan meja khusus di kantor Tempo kala itu.
Betapa besarnya perjuangan Gus Dur kala itu, dari rumahnya di Ciganjur, Jakarta Selatan harus ke kantor Tempo di Proyek Senen Jakarta Pusat. Dulu belum ada komputer, orang orang menulis menggunakan mesin tik, bisa kita bayangkan bagaimana rumitnya orang orang menulis dan mengirimkan ke media melalui jasa kantor pos. Sekarang, sebuah tulisan begitu mudah dikirim via surat elektronik. Untuk mempublikasinya tinggal bikin blog dan berbagi di media sosial. Betapa nikmatnya menulis, senikmat orang selesai buang hajat. Lega.
Sekarang, dimana kondisi era informasi begitu mudah diakses dan berkembang, sudah seharusnya warga nahdliyyin untuk mendidik warga NU dalam bidang menulis. Muktamar Blogger NU harus dijadikan sebagai wadah milik bersama, saya membayangkan itu semacam �kaskus� atau �kompasiana�nya para penulis NU. Muktamar blogger NU penting dilaksanakan segera, saya dari Aceh sangat menyambut baik ide sahabat sahabat muda di NU ini. Ide ide pemikiran tentang aswaja, nilai dasar pergerakan kaum NU perlu terus di tulis oleh anak anak muda NU yang kritis melihat persoalan bangsa. Solusi solusi cerdas nan kritis tentunya akan lahir dalam muktamar blogger NU yang segera akan dilaksanakan. Harus di catat dalam sejarah anak bangsa, warisan kebudayaan kedepan, tradisi menulis di NU harus terus dikembangkan dengan segala potensi dan kreativitas yang ada.
Muktamar ini, seperti yang saya baca di bloggernu.com diharapkan terbentuk sebuah wadah yang memungkinkan para aktivis media sosial NU untuk berkumpul, mencurahkan gagasan, membuat program dan mewujudkan apa-apa yang menjadi cita-cita bersama. Sekaranglah momen ini dijadikan ajang kumpul penulis-penulis NU, saatnya warga NU muda bergerak, menulis di internet. []
Komentar
Posting Komentar