Jatuh Cinta di Joglosemar
Jumat � Sabtu lalu (23 � 25 Januari 2015), saya dan penerbit GagasMedia main-main ke Jogja, Solo, dan Semarang untuk bertemu para pembaca, sekaligus memperkenalkan buku terbaru saya, kumpulan cerita Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri.
Kami memulai perjalanan dari Jogja, kota yang sebetulnya juga saya tinggali. Jadi, di kota ini saya hanya melakukan perjalanan dari kos ke toko buku.
Di Jogja (23/1) saya menemui teman-teman pembaca di Gramedia Sudirman. Acara dimulai sedikit terlambat, namun berjalan lancar. Beberapa hari sebelumnya, saya mengobrol di RRI Pro 2 Yogyakarta, juga bercerita tentang buku terbaru saya.
Hari kedua (24/1) saya dan kru GagasMedia beranjak ke kota kedua: Solo. Di Solo, kami menyambangi Radio PTPN Solo dan Gramedia Solo Square. Begitu tiba di lokasi, ternyata beberapa kursi sudah terisi. Acara berjalan menyenangkan karena saya mendapat pertanyaan-pertanyaan yang belum pernah saya terima.
Dari Solo, malam hari kami langsung melanjutkan perjalanan ke kota terakhir: Semarang. Tiba di Semarang pukul setengah duabelas malam. Saya kelelahan dan langsung tertidur. Sempat merasa pusing sepanjang perjalanan karena memang sedang kurang fit. Namun, bayang-bayang bertemu teman-teman pembaca membuat saya bersemangat. Saya tidak sabar ingin menyapa mereka.
Hari terakhir (25/1) pukul sepuluh di pagi hari saya bertandang ke Radio Gajahmada FM, untuk taping wawancara. Tanya-jawab dan obrolan santai dengan penyiar Gajahmada FM berlangsung seru dan bisa saya bilang cukup �berisi�. Alih-alih berbasa-basi tentang sumber ide menulis dan hal-hal standar lainnya, sang penyiar menanyakan perkara yang lebih spesifik tentang konteks buku dan perihal trivia lain yang sangat menghibur saya. Satu jam terlewati dan kami berpamitan untuk makan siang.
Sore harinya, kami beranjak dari hotel menuju Gramedia Pemuda yang ternyata sangat dekat letaknya dengan hotel. Tidak sampai 10 menit perjalanan. Saya sempat mengira venue akan sepi pengunjung karena toko buku yang dipakai kali ini bukan toko buku yang biasanya dipakai untuk acara meet and greet.
Namun, perkiraan saya keliru. Seiring talk show berlangsung, pengunjung bertambah dan memenuhi kursi-kursi yang telah disediakan. Bahkan, kru harus menambah beberapa kursi lagi untuk memberi tempat ke pengunjung baru.
Obrolan dan tanya-jawab dengan teman-teman pembaca di Gramedia Pemuda pun berjalan sangat menyenangkan. Seorang pembaca bertanya kepada saya tidak tentang menulis, melainkan membaca buku. Inilah yang dapat membuat hati saya senang: pertanyaan yang baru, sehingga saya terpancing untuk menceritakan hal baru.
Alhamdulillah. Tiga hari melakukan perjalanan jatuh cinta di tiga kota mengingatkan saya akan satu hal: pembaca adalah salah satu sumber energi yang besar bagi proses kreatif menulis saya. Saya tidak bisa menafikan kehadiran dan peran mereka dalam perjalanan karir saya sebagai penulis. Mereka yang membaca dan mengapresiasi, mengikuti, bahkan menunggu apa yang akan saya keluarkan selanjutnya.
Apa lagi yang dapat membuat mereka melakukan semua itu kalau bukan karena perasaan jatuh cinta?
Tidak ada hal yang bisa saya lakukan untuk merespons apa yang telah mereka lakukan kepada saya, selain mengucapkan terima kasih, dan terus berkarya dengan lebih baik.
Saya berjanji. Saya akan terus melakukan dua hal tersebut.
Bara
Komentar
Posting Komentar