Begadang di Warung Kopi
Jam Begadang Malam | istimewa |
Beberapa hari terakhir ini kegiatan saya hanya dari warung kopi ke warung kopi sampai malam menjelang pagi sekitaran jam 2 atau 3 baru pulang ke rumahkost. Nah, paginya sudah dipastikan telat bangun tidur karena memang terlambat tidur pada malam harinya. Sudah sebulan lebih hari hari saya habis dar satu warung kopi ke warung kopi lainnya. Sehari semalam bisa saja mencapai empat warung kopi maksimalnya. Sangat tergantung pada orang yang saya temui atau memang teman yang diajak ngobrol.
Duduk diwarung kopi berjam jam seperti memaksakan diri memang, karena di Banda Aceh terdapat puluhan warung kopi yang menyediakan internet gratis. Ini menjadi alasan kenapa ramai orang diwarung kopi. Rata rata warung kopi sudah menyediakan wi-fi, sebuah sarana untuk mengakses internet hanya dengan bermodalakn laptop atau komputer jinjing.
Kita cuma datang, pesan segelas kopi atau minuman kopi seduh atau apa saja minuman yang diinginkan tersedia. Asal jangan pesan minuman keras atau tuak disini. Hahaha. Ini Aceh, Bung! Minuman keras tak bisa dijual bebas sembarangan. Walau beberapa tempat rahasia ini bisa kita temui.
Duduk berjam jam diwarkop tidak ada masalah yang berarti disini. Sering sering saja pasang muka atau wajah tak mesti malu kalau hanya pesan segelas kopi. Lalu kita bisa buka laptop dan online sampai warung kopi tutup. Ada bahkan warung kopi yang buka dalam waktu 24 jam.
Ramai juga orang orang bergadang dimalam hari, rata rata anak anak yang masih muda atau mahasiswa. Apa yang mereka lakukan? Membaca? Cari bahan kuliah kah? Atau buat tugas? Sangat jarang kita temukan kalau ada mahasiswa yang buat tugas kalau sudah online diwarung kopi, ada sih memang, tapi presentasenya sangat sedikit. Kebanyakan dari anak muda Kutaradja �sebutan lain Banda Aceh- duduk berlama lama di warung kopi yang ada wifi cuma main game. Ada yang main poker atau poin blank. Hahaha, parah sekali bung!
Sambil online kita bisa juga ngobrol sesama teman, tentang apa saja. Obrolan bebas tentang apa yang ingin diobrol dan menyenangkan, dari soal lagu chaiyya chaiyaa sampai soal politik. Apa hubungan? Haha. Nagak ada Om, yang pasti diwarung wifi atau warung kopi semua masalah dibicarakan, yang kontraktor melakukan deal deal politiknya diwarung kopi. Yang politikus juga jual obat diwarung kopi, hingga seorang petani sekalipun akan menanam jagung diatas meja. Kok bisa? Ya bisa dong, lihat aja tuh orang disamping meja saya yang sedang mematuk matukkan jarinya di atas mejaberkali kali. Jadi ingat kabar berita orang tua zaman dulu kala, dahulu sekali pokoknya. �pula pade nibak waroeng tajok jagong ateuh meja�. Beginilah kondisi masyarakat kita. Bahasa mulut lebih gampang diulas dari pada menindak lanjuti dari apa yang sudah dibicarakan.
Warung kopi berwifi sudah menjadi trend kehidupan dalam masyarakat kita yang modern di Aceh. Tanpa ada wifi di warung kopi, orang orang tentu akan malas singgah. anak muda dan mahasiswa baik cewek tidak lagi menjadikan warung kopi sebagai tempat yang tabu untuk disinggahi. mereka datang dan duduk berderet dengan laki laki tanpa ada perasaaan ngak enak disana sini. dulu sangat jarang ini bisa terjadi. tapi sekarang, perempuan di warung kopi bukanlah sebuah hal yang aneh dan dipandang tabu. semua bisa duduk dan bebas ngobrol apa saja. Warung kopi sudah menjadi semacam tempat untuk saling bertukar informasi dan saling berbagai, saling menhujat sana sini tidak ada yang melarang.
Sebuah Warkop, 7 April 2011
Komentar
Posting Komentar