Jokowi: Aceh Itu Kampung Saya

Jelang 9 Juli 2014 situasi politik di seantero nusantara kian panas. Terutama dari kedua kubu timses masing masing calon presiden. Dua orang tokoh bangsa yang telah diusung oleh koalisi partai masing masing saling menjagokan kandidatnya. Mereka saling klaim kalau calon presiden dari kalangan mereka itu yang berhak dan pantas untuk menjadi Presiden Republik Indonesia yang ke-7.

Bagi kita rakyat Indonesia yang telah atau belum menentukan siapa yang akan dipilih pada 9 Juli nantinya, sudah bisa dari sekarang untuk mengukur siapa yang layak dan pantas mewakili jadi Presiden Indonesia pasca habis masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang telah memerintah selama 10 tahun lebih. Melihat track record pemimpin tentu saja sangat penting dalam menentukan presiden kita nantinya. Kita sebagai Aceh, tentu juga sangat penting menelisik tolak ukur kedua calon tersebut.



Zaini Abdullah (Gubernur Aceh) bersama Joko Widodo | Net

Mau tidak mau, suka tidak suka. Baik pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jusuf Kalla adalah dua pasang calon yang akan kita tentukan pilihan nantinya. Tidak ada calon presiden lain yang diusung oleh partai politik atau gabungan koalisi partai politik. Jika sebelumnya ada banyak nama yang muncul ke publik sebagai calon presiden, ternyata tidak usung atau tidak mendapat suara koalisi yang pas untuk diusung. Tolak tarik kepentinngan dan ya begitulah kondisi politik dari semua negara demokrasi.

Berbaca Joko Widodo-Jusuf Kalla, sedikit banyak saya akan menjelaskan alasan saya kenapa memilih Jokowi-JK. Alasan ini tentunya akan berbeda dengan alasan banyak orang yang tidak suka dengan kedua sosok capres ini. Setiap kita tentu punya alasan masing masing yang baik dalam menilai dan memilih calon presiden. Karena ini cuma ada 2 calon, saya harus memilih pada Jokowi-JK. Saya cuma tidak ingin Indonesia dipimpin oleh kalangan militer kali ini. Itu saja.

Sebenarnya menurut saya calon presiden itu yang pantas adalah Anies Baswedan. Tetapi dia tidak dimenangkan dalam konvensi Partai Demokrat. Tidak juga ada partai lain yang mengusung dia sebagai calon presiden. Memang Jokowi tidak amanah sebagai Gubernur DKI, harusnya dia dipersiapkan jadi Presiden dari dulu oleh PDIP dengan tidak maju sebagai Gubernur DKI 2012 lalu. Yah inilah politik, semua punya hal untuk membenar-benarkan atas keputusan partainya. Tetapi PDIP kemudian jadi beralasan kalau Jokowi harus mengemban amanah yang lebih besar dari ruang lingkup kekuasaannya, memimpin Indonesia.

Berbicara Jokowi tentu saja saya ingin sedikit berbicara tentang dia dan Aceh. Tentang Jusuf Kalla (JK) sudah banyak diketahui oleh orang Aceh semenjak dia jadi Wakil Presiden RI 2004-2009. Walaupun perolehan suara untuk JK pada Pilpres 2009 cukup sedikit di Aceh kala itu. Kalla yang orang Bugis, via orang kepercayaannya dokter Farid Hussain mampu membikin Aceh damai dengan RI pada 15 Agustus 2005 yang diprakarsai oleh Mantan Presiden Finlandia, Marti Athisari. Tentu ada banyak bantuan dan sumbangsih bantuan dari berbagai pihak lainnya dalam Damai Aceh itu.

Nama Jokowi kian ramai dibicarakan di Aceh. Apalagi semenjak muncul baliho kampanye dibeberapa tempat ramai di Aceh. Baliho itu jadi perdebatan banyak kalangan disini, karena disitu ditulis: Jokowi: "Aceh Itu Kampung Saya" sedangkan JK: "Tokoh Perdamaian Aceh"



baliho di simpang mesjid lamprit banda aceh

Banyak orang kemudian memprotes kenapa kok tiba-tiba Jokowi mengklaim Aceh sebagai kampungnya. Apalagi ini jelang pemilu presiden. Taktik kampanye simpatik tim sukses kah yang ingin mendulang suara di Provinsi paling barat Sumatera ini.

Sebulan sebelum pemilu legislatif 9 April 2014 lalu. Tepatnya pada Maret 2014, Jokowi sempat ke Aceh. Tepatnya di Langsa. Saat itu Jokowi hadir ke Langsa dalam rangka konsolidasi PDI-Perjuangan jelang pemilu legislatif

Ya, Aceh pernah jadi tempat Jokowi merasakan bagaimana hidup dan mengenal sedikitnya budaya masyarakat. Sebagaimana dirilis oleh Harian Serambi Indonesia edisi 9 Maret 2014. Jokowi menyebut dirinya ke Aceh ibarat pulang kampung.

"Karena pada tahun 1986-1988 silam, saya pernah bekerja di Aceh, tepatnya di Lhokseumawe dan di Takengon, Aceh Tengah," kata Jokowi dalam konfrensi pers kepada wartawan di Langsa.

Jokowi lahir dan sekolah hingga tamat SMA di Solo. Dia kuliah di Fakultas Kehutanan, Universitas Gajah Mada. Jokowi anak sulung, lelaki satu satunya dalam keluarga dari empat bersaudara. Tiga adiknya adalah perempuan. Setelah tamat kuliah dari UGM, dia menikah Iriana. Jokowi ke Aceh, tepatnya di Aceh Tengah. Dia bekerja sebagai konsultan di PT. Kertas Kraft Aceh (PT.KKA) yang berpabrik di Krueng Geukuh, Lhokseumawe.

Informasi yang saya dapatkan, Jokowi bekerja di Aceh Tengah sebagai konsultan kehutanan pabrik KKA selama 2 tahun. Informasi yang lain disebutkan Jokowi pernah bekerja dan tinggal di Aceh selama 4 tahun. Karena sebagai konsultan PT. KKA, tentu saja Jokowi tidak hanya tinggal dan hidup di Aceh Tengah, dia kerap melakukan perjalanan dinas ke Lhokseumawe, tempat kantor besar PT. KKA. Saat istrinya hamil yang pertama, dia memilih mundur dari perusahaba dan kembali ke kampung asalnya, Solo. Disana dia bekerja sebagai karyawan di perusahaaan meubel milik pamannya.

Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah salah seorang Tuha Peut (Dewan Pembina) Partai Aceh juga mendukung Jokowi_Jusuf Kalla. Zaini beralasan gaya Jokowi yang sederhana dan pernah bekerja di Aceh tentu lebih mengerti Aceh. Sedangkan Jusuf Kalla menurut Zaini sosok perdamaian Aceh.


capture dari facebook revolusi mental

Ramadhana Lubis, Sekretaris DPW Partai NasDem Aceh yang juga caleg terpilih dari Dapil Bener Meriah- Aceh Tengah menyebutkan Jokowi punya ikatan emosional yang kuat dengan Aceh.

�Jokowi misalnya, pernah menetap di Aceh, otomatis dia mengetahui seluk beluk dan kebudayaan Aceh. Sedangkan JK, merupakan fasilitator yang sangat berpengaruh dalam mewujudkan perdamaian di tanah yang berjulukan serambi Mekkah ini,� Sebut Ramadhana sebagaiman dirilis situs theglobejournal.com

Ketua PDI-Perjuangan Aceh, Karimun Usman pernah menelusuri kebenaran Jokowi pernah tinggal di Takengon. Karimun menjumpai Iman Mesjid Istiqamah. Tgk Iman itu membenarkan kalau Jokowi pernah tinggal di daerah antara tahun 1986-1988. Jokowi dikenal sebagai sosok yang santun, sederhana dan sangat peduli dengan masyarakat sekitar.

Tentang Jokowi dan Aceh, saya kemudian jadi teringat dengan berita hebohnya Barrack Obama ketika dia jadi calon presiden dan terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat. Obama pernah sekolah dan menghabiskan masa kecilnya di Menteng, Jakarta. Novermber 2010 Obama ke Jakarta. Pada pidato di Balirung Universitas Indonesia, orang-orang di Indonesia bertambah heboh akan ucapan Obama dalam bahasa Indonesia: "Pulang Kampung Nih"

Cerita Jokowi dan Aceh hampir mirip dengan Obama. Iya, Jokowi pernah tinggal dan hidup dengan masyarakat Aceh. Maka wajar saja ketika statemen itu keluar dari Jokowi: Aceh Itu Kampung Saya.

Seandainya Jokowi terpilih jadi Presiden ke-7 nantinya, bukan tidak mungkin ketika dia ke Aceh sebagia kunjungan kerja akan mengucap dan berpidato dengan sedikit menyelipkan bahasa Gayo atau Bahasa Aceh.[]














Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Brothers Karamazov, Fyodor Dostoyevsky

Nasi Kuning Paling Enak di Gorontalo

Rio Johan: Aku Ingin Melihat Sejauh Mana Aku Bisa Terus Menulis