Polisi Bernyanyi

DI tengah menghangatnya rencana anggota dewa di DPR RI yang sibuk dengan wacana membangun gedung baru dengan anggaran 1,1 triliun dan kasus si Inong Melinda Dee yang �mengolah� uang nasabah puluhan miliar yang membuat hari hari kita semakin suntuk melihat tingkah polah para anggota dewan kita yang terhormat.

Mari sejenak kita mengintip tentang video lipsync yang diperagakan oleh anggota Brimob yang kemudian diunggah melalui youtube dan semakin heboh dalam beberapa hari terakhir ini. Berita ini mengundang reaksi yang luar biasa dari masyarakat di tanah air.

Sebuah video di youtube dengan judul; Polisi Gorontalo Menggila, kini ramai dikunjungi para pengguna internet. Bahkan di setiap warung kopi yang ber-wifi di Aceh lagu ini kerap dan akrab terdengar di telinga kita.

Dalam video itu, tampak seorang anggota polisi yang berseragam dinas Brimob sedang menendangkan lagu India dengan mengiringi musik tersebut. Dalam gambar tampak di sebuah pos penjagaan, polisi itu bernyanyi sambil mengerakkan anggota tubuhnya mengikuti irama lagu Chayyia Chayyia. Anggota polisi yang kemudian diketahui bernama Briptu Norman Kamaru dari Satuan Brigade Mobil (Brimob) Polda Gorontalo. Dari video itu terlihat anggota polisi ini hafal benar syair lagu Bollywood Chiyya-Chayyia itu. Video itu di unggah ke youtube oleh seorang bernama samaran �petarungjalanan� dengan durasi 6 menit 30 detik.

Aksi diawali dengan sang polisi menghisap sebatang rokok, dilanjutkan dengan gerakan tangan, kepala, badan, dan kemudian, �Chaiyya-chaiyya.� Mulailah sang anggota Brimob menyanyi. Brimob berpangkat Briptu ini rupanya hafal betul lirik lagu Chaiyya Chaiyya. Meski hanya bibirnya yang bergerak, lipsync-nya sangat pas dan sempurna mengikuti suara yang diduga dari telepon seluler miliknya dan sekalian direkam sendiri oleh yang bersangkutan.


Brigadir Satu Norman Kamaru, anggota polisi bertugas di Polda Gorontalo yang menyanyi lipssync lagu India ketika sedang bertugas di pos jaga. Nama Norman Kamaru kini menjadi ramai diperbincangkan di media massa dan jejaring sosial semacam facebook, twitter dan media televisi dalam beberapa hari terakhir ini. Ramai masyarakat yang tertawa lucu dan terhibur ketika melihat video tersebut. Lucu memang ketika kita melihat, karena gaya dan nyanyian polisi itu sangat membuat kita terpingkal pingkal tertawa. Norman Kamaru sangat menikmati dan menghayati ketika menyanyikan lagu itu seakan akan dialah yang menjadi sosok dalam lagu itu. Ia jadi terkenal dan ramai dibincangkan.


Kita tentu masih ingat lipsync yang populer Seperti Jojo dan Sinta yang menyanyikan lypssinc keong racun dan Udin yang menyanyikan lagu Udin sedunia juga menggugah di youtube, sebuah situs web video berbagi populer yang didirikan pada tahun 2005. Justin Beiber penyanyi remaja asal Amerika Serikat juga populer melalui situs youtube.

Lagu Bollywood yang dinyanyikan oleh anggota polisi itu sangat populer di India dan sering diputar di acara-acara budaya atau pesta. Chayyia Chayyia merupakan soundtrack Film Dil Se diciptakan oleh AR. Rahman dan dinyanyikan oleh Sukhwinder Singh dan Sapna Alwasthi dinyanyikan 1998. Film Dil Se itu dibintangi oleh Shahrukh Khan bersama Manisha Koirala dan Preity Zinta. Pada 2003, sebuah jajak pendapat yang dilakukan BBC terhadap 7.000 lagu diseluruh dunia, Chayyia-Chayyia menempati urutan 9 lagu terpopuler pada masa itu.

Kabar menyebutkan, Briptu Norman Kamaru, polisi yang menyanyi lipsync lagu Bollywood Chaiyya Chaiyya bakal dikenai sanksi oleh atasannya karena melanggar etika ketika sedang berdinas. Bahkan �kasus� ini sudah sampai ke Kapolri Timur Pradopo. Seperti yang di ungkapkan Kabid Humas Polda Gorontalo AKBP Wilson Damanik, Selasa (5/4/2011) kepada wartawan mengatakan ulah Norman tidak etis karena dilakukan di saat tugas dan memakai seragam Polri. Menurut Wilson, Norman tidak seharusnya melakukan lipsing dan joget India, apalagi diunggah di youtube dan tersebar luas di internet. Tapi Wakil DPR RI Priyo Budi Santoso sudah melihat video tersebut dan mengatakan tidak ada alasan dikenakan sanksi kepada oknum polisi itu. Priyo menganggap pemberian sanksi kepada Norman itu berlebihan dan ini adalah hal yang wajar apalagi menghibur bagi rakyat. Beruntung, karenanya banyaknya dukungan dari masyarakat akhirnya briptu Norman tidak dikenakan sanksi. Dia kini menjadi terkenal dan sudah diundang ke beberapa acara hiburan di televisi.


Maka pantas saja seorang polisi yang juga manusia biasa menyukai lagu India ini. Adakah yang salah ketika lagu ini dinyanyikan oleh anggota polisi? Kalau memang alasannya dari petingi di Kapolri yang mendukung Kapolda Gorontalo yang menganggap Briptu Norman Kamaru salah dalam etika menyanyi ketika sedang dalam dinas (seragam), lalu kita juga ingat seorang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga pernah bahkan sering menyanyi juga ketika sedang bertugas.


Briptu Norman Kamaru adalah sangat menyukai lagu itu sejak masih Sekoalah Menengah Atas, dia hapal betul tentang lirik dan gaya Shah Rukh Khan dalam menyanyikan lagu itu dengan klipnya di atas kereta api yang sedang berjalan. Gaya joget Norman juga tak kalah dengan joget Shah Rukh Khan. Lihat saja gerak dan geleng kapalanya, mirip betul.

Kita apresiasikan polri tidak jadi memberi sanksi kepada Briptu Norman Kamaru itu, mengingat secara manusiawi ini adalah hal yang sangat wajar dan masyarakat pun tidak ada yang meresahkan dengan tindakannya ini. Justru ramai masyarakat yang terhibur dengan joget anggota polisi tersebut. Kapolri seharusnya menindak kasus-kasus perwira polisi yang memiliki rekening gendut, polisi yang melindungi mafia judi, mafia hukum dan mafia narkoba. Apa yang dilakukan oleh Norman Kamaru merupakan sebuah hal yang bersifat positif dan tidak melanggar institusi kepolisian.

Kita tentu meminta Polri untuk menindak polisi-polisi nakal yang masih saja berkeliaran. Ada banyak kasus kasus polisi yang bermain dan meresahkan masyarakat banyak. Kasus Norman Kamaru adalah sebuah hal yang tidak melawan hukum yang berlaku di negara ini, kenapa mesti di tindak? Toh bahkan kita sering melihat acara acara kepolisian bernyanyi dengan memakai baju seragam dinas. Bukankah dulu ketika TNI dan Polri bergabung dalam Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) ada acara tentang nyanyi-nyanyian di TVRI dalam Kamera Ria. Nah, kenapa ini musti dikenakan sanksi kepada oknum polisi itu? Polri tidak pernah becus menyikapi sebuah masalah, hal hal sepele begini macam semestinya tak perlu ditanggapi secara berlebihan. Ada banyak kasus kasus lainya yang musti menjadi andalan polisi dalam bertindak secara cepat dan tepat sasaran. Semoga akan lahir Norman lainya di daerah kita dalam rangka mendidik dan menganyomi masyarakat untuk menuju Indonesia yang aman, adil dan sejahtera dengan cara bernyanyi.[Opini Harian Serambi Indonesia | Senin, 11 April 2010]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Brothers Karamazov, Fyodor Dostoyevsky

Nasi Kuning Paling Enak di Gorontalo

Rio Johan: Aku Ingin Melihat Sejauh Mana Aku Bisa Terus Menulis