Kisah Nekat Penumpang Gelap di Roda Pesawat

capture situs berita viva.co.id, kisah penantang maut
Seorang pemuda misterius yang masuk ke ruang  roda pesawat Garuda Indonesia (GA117) dari Bandar Udara Sultan Syarif Kasim diketahui bernama Mario Steve Ambarita. Pria 21 tahun itu nekat menerobos masuk dalam kawasan terlarang, saat pesawat berhenti sebentar sebelum ambil ancang-ancang lepas landas. Ia ditemukan petugas Bandara Soekarno-Hatta dengan kondisi tubuh lemas dan hoyong saat berjalan dari pesawat, Selasa 7 April 2015 sore.

Mario berhasil jadi penumpang gelap di pesawat tujuan Pekan Baru-Jakarta bersembunyi dalam ruang roda pesawat. Beruntung dia selamat walaupun kondisi telinga berdarah, aksi nekat itu membuat tubuhnya. Tubuhnya terhoyong saat turun dari pesawat, petugas bandar udara langsung menangkapnya.

Dari situs kompascom diberitakan, Mario mengaku nekat melakukan aksi beresiko itu ke ruang roda pesawat karena ingin melihat Jakarta, tempat dia dilahirkan. Mario mengaku mempelajari aksi itu dari internet. Sewaktu pesawat akan lepas landasan, pesawat berhenti sejenak. Saat itu Mario langsung naik ke roda pesawat dan langsung masuk dalam ruang tempat roda pesawat. Ketika pesawat itu telah lepas landar, maka rodanya langsung masuk otomatis ke ruang roda. Bisa kita bayangkan, gimana sempatnya ruang itu, ia pasti terjepit. Pesawat Garuda itu terbang dari Pekan Baru - Jakarta selama satu jam lebih, pada ketinggian 36.000 kaki. Wow, sangat tinggi sekali.

Waktu pesawat mendarat dan sudah berhenti, seorang petugas melihat ada penumpang yang terhuyung-huyung lagi berjalan. Ia kemudian ditangkap, telinganya mengeluarkan darah. Ia dirawat di klinik kesehatan bandara. Saya bayangkan aksi itu seperti di film-film.

Cerita penumpang gelap menyusup ke ruang roda pesawat bukan pertama kali ini terjadi. Ada yang selamat ada yang terjatuh dengan kondisi bagian tubuh terpotong-potong. Setahun lalu, tepatnya pada April 2014 seorang remaja berumur 16 tahun warga Amirika Serikat keturunan Somalia nekat menyusup ke bandara San Jose, California akibat ingin menemui ibunya.

Ilustrasi penumpang gelap | grafis dailymail sebagaimana dimuat di poskotanews.com
Ia ingin sangat kangen pada ibunya di Hawaii. Remaja keturunan Somalia itu bersembunyi di roda pesawa yang terbang selama 5 jam dari California ke Hawai pada ketinggian 11.500 meter. Ia jadi penumpang gelap Pesawat Hawaian Airline akhirnya tertangkap petugas bandara dan berhasil dipertemukan dengan ibunya, setelah sebelumnya ia dirawat di rumah sakit karena kekurangan oxsigen dan kedinginan.

Kasus penumpang gelap yang menyusup ke ruang roda pesaat bukan kali ini pertama terjadi di Indonesia. Situs viva.co.id menyebutkan pada tahun 1981 seorang gelandangan yang mengaku dikejar anjing . Ia jadi penumpang gelap dan selamat dari perjalanan terbang Semarang-Jakarta. Sehari setelahnya ia dibawa terbang lagi ke Semarang, setelah diperiksa oleh tim medis, pria bernama Tarsono itu menderita gangguan jiwa. Setelah itu juga ada cerita yang lain soal kasus penumpang gelap di ruang roda pesawat. 

Menurut Data Administras Penerbangan Federal Amirika Serikat, sejak tahun 1947 sampai 2012 tercata ada 96 kasus penumpang pesawat tanpa tiket. Sebanyak 73 orang meninggal dunia dengan berbagai kondisi yang mengenaskan, ada yang terjatuh dari langit. Hanya 23 kasus yang selamat. Demikian sebagaimana saya kutip informasi dari situs viva.co.id. baca kisah selengkapnya di Kisah Penantang Maut.

Kasus ini sekian kali terulang. Pengamanan bandar udara oleh pihak Angkasa Pura harus diperketat. Bayangkan jika ada aksi teror yang dilakukan dengan menyusup masuk ke batasan area terlarang bagi manusia, dan itu dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, keselamatan penumpang harus jadi hal yang utama. Kasus Mario yang naik ke roda pesawat seharusnya dijadikan sebagai kajian untuk pengamanan bandar udara, disinilah peran dinas terkait.  [diolah dari berbagai sumber]


Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Brothers Karamazov, Fyodor Dostoyevsky

Nasi Kuning Paling Enak di Gorontalo

Rio Johan: Aku Ingin Melihat Sejauh Mana Aku Bisa Terus Menulis